Bisnis.com, SURABAYA -- Selain sedang mengerjakan proyek tol Trans Sumatera, pemerintahan SBY juga sedang merancang pembangunan tol Trans Jawa.
Pemerintah memperkirakan Tol Trans Jawa sepanjang 615 kilometer dapat diselesaikan dan dioperasikan tidak sampai lima tahun ke depan.
"Tak sampai lima tahun, sudah selesai dan dioperasikan," kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menjawab pers usai meresmikan Jalan tol Mojokerto-Kertosono Seksi 1 sepanjang 14,7 kilometer di Jombang, Senin (13/10/2014).
Penegasan tersebut disampaikan terkait pernyataan Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto sebelumnya bahwa Presiden terpilih Joko Widodo harus tetap melanjutkan proyek tol lintas Jawa tersebut.
Tidak hanya itu, pihak terkait memang mendesak agar percepatan penyelesaian tol yang bertujuan mengurangi beban pantai utara Pulau Jawa sejak 199O-an itu, benar-benar dapat dilakukan.
Menurut Djoko, secara umum persoalan yang menghadang Tol Trans Jawa adalah proses pembebasan lahan, meski sebagian ruas yang lain sudah selesai.
Djoko merinci, Serang-Jakarta, Jakarta-Karawang sudah selesai, sedangkan Karawang-Cirebon, tahun depan selesai.
"Cirebon-Brebes tahun depan selesai, Brebes-Semarang masih pembebasan lahan, Semarang-Solo-Bawen selesai, Bawen-Solo pembebasan lahan," katanya.
Kemudian, Solo-Ngawi, 90% lahan sudah dibebaskan, Ngawi-Kertosono juga sama, Kertosono-Mojokerto sedang diselesaikan, terakhir Mojokerta-Surabaya," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, pihak terkait diminta lebih keras lagi mengupayakan percepatan pembebasan lahan untuk pembangunan infrastruktur, khususnya jalan tol.
"Lahan dibebaskan bukan untuk investor tetapi untuk kepentingan masyarakat sekitar khususnya dan bangsa Indonesia umumnya," kata Djoko.
Dirjen Bina Marga PU, Djoko Murjanto juga optimis Tol Trans Jawa bisa diselesaikan sekitar 3-5 tahun ke depan.
"Lima tahun sebelumnya masalah itu ada di finansial dan lahan, kini finansial tak masalah, tetapi hanya lahan," katanya.
Dirjen Bina Marga berharap UU Lahan yang baru bisa berkontribusi signifikan terhadap pembebasan lahan jalan tol mulai 2015.
Tol Mojokerto-Kertosono sepanjang 40,5 km terbagi empat seksi dengan total biaya investasi Rp3,48 triliun dan biaya konstruksi Rp2,38 triliun dan biaya pembebasan lahan Rp297 miliar.
Pemegang konsesinya adalah PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) dengan masa konsesi 35 tahun sejak 2010.
MHI adalah bagian dari Grup Astra melalui PT Astratel Nusantara.
Jombang-Mojokerto
Selain meresmikan pengoperasian Tol Mojokerto-Kertosono, Menteri PU Djoko Kirmanto juga menerima usulan pergantian nama ruas tol dari Mojokerto-Kertosono menjadi Jombang-Kertosono.
"Secara prinsip saya setuju karena ini aspirasi masyarakat karena memang sebagian besar atau sekitar 30 km dari 40,5 km, berada di wilayah Jombang," katanya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol, Kementerian PU, A. Ghani menyebut, bisa saja nama ruas itu diganti dan untuk itu hanya perlu mengubah Surat Keputusan Menteri dan klausul dalam PPJT (Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol).
"Tentu, setelah empat seksi dari ruas ini, selesai dibangun, 2-3 bulan setelah itu, ganti nama," kata Gani.
Tol itu sendiri ditargetkan selesai dibangun pada 2015, jika 100% lahan dari empat seksi dibebaskan hingga akhir 2014.
Selain meresmikan tol Mojokerto-Kertosono Seksi 1, Menteri PU Djoko Kirmanto juga meresmikan 13 proyek infrastruktur ke-PU-an di Jawa Timur seperti, Fly Over Peterongan Jombang, Fly Over Pasar Kembang Surabaya, Jembatan Kalilengkong, Jembatan Trisula.
Selain itu, sejumlah proyek sumber daya air seperti sejumlah Embung Batu Putih, Krikilan, rumah pompa dan lainnya.