Bisnis.com, SEMARANG—DPD Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah memprediksi angka backlog atau kekurangan rumah pada tahun ini bisa mencapai 1 juta unit seiring dengan lonjakan harga rumah.
Harga rumah diprediksi bakal naik sekitar 5%-10% karena pengaruh kenaikan tarif dasar listrik dan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Wakil Ketua REI Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi Dibya K Hidayat mengatakan dampak dari kenaikan harga rumah akan menambah jumlah angka backlog di Jawa Tengah.
“Kami sedang mengumpulkan data yang valid. Tapi prediksinya [backlog] sekitar 1 juta unit,” kata Dibya, Minggu (5/10/2014).
Dibya memaparkan kenaikan harga properti tidak berlangsung dalam waktu dekat ini, melainkan bertahap sembari mengikuti lonjakan harga material bangunan. Menurutnya, kenaikan harga rumah terpaksa dilakukan untuk menopang biaya produksi yang terus membengkak.
Selain itu, harga bahan baku impor terkerek naik mengikuti nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena fluktuasi rupiah masih terjadi hingga saat ini.
“Bunga bank juga belum turun dan cenderung naik. Hal ini berpengaruh pada penjualan,” ujarnya.
Dari sejumlah pameran yang diadakan REI Jateng, kata dia, rumah yang banyak diminati berkisar di bawah Rp200 juta. Bahkan, penjualan rumah dengan angka tersebut mencapai 230 unit rumah.
Selain kenaikan harga rumah, kata Dibya, penyebab tingginya angka blacklog di Jateng karena harus menunggu keputusan akhir dari Pemerintah mengenai harga rumah sederhana. Pengembang menunggu pemerintah menetapkan harga baru rumah subsidi dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).