Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pangkas Target Ekspor 2014

Seiring dengan masih berlangsungnya pengetatan moneter dan turunnya harga komoditas unggulan ekspor nasional, pemerintah memangkas target ekspor 2014 hingga 5% dari target awal senilai US$190 miliar.

Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan masih berlangsungnya pengetatan moneter dan turunnya harga komoditas unggulan ekspor nasional, pemerintah memangkas target ekspor 2014 hingga 5% dari target awal senilai US$190 miliar.

Dengan demikian, target tersebut hanya naik tipis dari target pada 2013 senilai US$179 miliar bahkan lebih rendah dari realisasi ekspor pada 2013 senilai US$182,6 miliar.

Menteri Perdagangan M. Lutfi mengatakan rencana revisi target ekspor tersebut dikarenakan harga komoditas andalan ekspor, seperti batu bara dan Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) mengalami penurunan di pasar.

“Neraca perdagangan pada Agustus 2014 mengalami defisit sebesar US$318,1 juta salah satunya karena lemahnya harga komoditas. Kita harus merevisi target ekspor 2014. Lagi dihitung angka pastinya 1-2 minggu lagi, tapi kasarnya 3%-5%,” ujarnya ketika ditemui di kantor Menko Perekonomian, Kamis (2/10/2014).

Lutfi mengatakan harga batu bara dalam dua minggu terakhir mengalami penurunan hampir 7%. Sementara, harga CPO melemah 25% karena pada Februari 2014 harga CPO berada pada level US$970 sekarang sudah US$726.

Menko Perekonomian, menurut Lutfi, juga meminta dirinya untuk berkoordinasi dengan kementerian ESDM untuk memastikan penerapan biodiesel 10% di Pertamina. Harapannya, dengan adanya bauran energi lewat pemanfaatan CPO mampu mengangkat harga ditengah lesunya permintaan dunia.

“Jika mandatory 10% harus dijalankan, jika tidak, tidak akan terjadi perubahan signifikan [harga] CPO,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper