Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi MEA, BPS Bentuk Pusat Data Bisnis

Untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015 Badan Pusat Statistik (BPS) tengah menyiapkan Integrated Business Register untuk memperoleh peta terperinci tentang kondisi bisnis dalam negeri.
Bisnis.com, JAKARTAUntuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015 Badan Pusat Statistik (BPS) tengah menyiapkan Integrated Business Register untuk memperoleh peta terperinci tentang kondisi bisnis dalam negeri.
 
Kepala BPS Suryamin menjelaskan IBR akan digunakan sebagai basis data sensus ekonomi pada 2016. Tapi menyiapkan datanya sudah mulai 2014-2015. Kita bisa mengetahui kemampuan nasional dari sisi bisnis, katanya saat ditemui di Gedung BPS, Kamis (25/9/2014).
 
Suryamin menambahkan data IBR akan mencakup karakteristik berbagai unit bisnis yang terlibat dalam kegiatan ekonomi. Unit bisnis yang dimaksud adalah unit korporasi, unit bisnis yang dimiliki oleh lembaga nonprofit, pemerintah, dan rumah tangga.
 
Dia menambahkan, sebelumnya BPS sudah memiliki data perusahaan dari berbagai sektor. Namun, data itu masih terpisah-pisah menurut masing-masing sektor dan disimpan dalam basis data yang terpisah-pisah.
 
Nantinya, BPS berencana untuk mengintegrasikan data-data tersebut dan mengembangkannya secara online. Dengan demikian setiap perubahan jumlah atau perkembangan kondisi perusahaan bisa diperbaharui dan diakses secara real time. Selain itu, sistem input data pun dapat dilakukan secara online sehingga lebih mudah.
 
Saat ini, lanjutnya, BPS sedang menyusun perangkat lunak dan sistem pendukungnya sembari mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data, BPS juga berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang menyimpan data-data perusahaan.
 
Secara keseluruhan ada 10 sektor bidang usaha yang akan didata, contohnya manufaktur, pertanian, perdagangan besar, konstruksi, perhotelan, dan jasa lainnya. Sementara dari sisi jumlah Suryamin memperkirakan ada jutaan perusahaan yang mesti didata oleh BPS.
 
Lebih lanjut dia mengungkapkan integrasi data bisnis ini sudah dilakukan di negara maju seperti Australia. Sementara di tingkat regional, dia mengklaim Indonesia akan menjadi yang pertama. Kita paling bagus, yang lain belum, ungkapnya. (ara)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper