Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inilah Bobot Ideal Kandungan Lokal (TKDN) Produk Elektronik & Manufaktur

Kalangan akademisi menilai komposisi ideal perhitungan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk elektronik dan telematika lebih banyak memperhitungkan aspek desain alias pengembangan produk.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan akademisi menilai komposisi ideal perhitungan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) produk elektronik dan telematika lebih banyak memperhitungkan aspek desain alias pengembangan produk.

Dewan Penasihat Pusat Mikroelektronik ITB Adi Indrayanto mengatakan idealnya bobot nilai TKDN manufaktur hanya 60%, sedangkan 40% lainnya dari pengembangan. Manufaktur memang membawa investasi besar tetapi minim nilai tambah.

Namun, porsi nilai TKDN pengembangan 20% seperti sekarang merupakan hal wajar. Lazimnya negara berkembang, imbuh Adi, memang lebih bertumpu kepada sektor manufaktur. Pada masa awal perkembangan industri telematika di Amerika Serikat, negara ini juga mengandalkan manufaktur.

Investasi manufaktur membawa nominal uang yang besar sekaligus membuka kesempatan kerja, dengan kata lain padat karya dan modal. Peluang ini yang masih jadi fokus utama negara berkembang seperti Indonesia sekarang.

Seiring berjalan waktu diiringi peningkatan PDB dan daya beli masyarakat barulah perlahan akan beralih tumpuan dari manufaktur ke desain dan jasa pemasaran. “Saat PDB kita menyamai Jepang atau AS maka manufaktur kita akan pindah ke negara lain, misalnya Afrika,” ucap Adi saat dihubungi Bisnis, Selasa (23/9/2014).

Perhitungan TKDN produk elektronika dan telematika ini seluruhnya diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 69/2014 tentang Ketentuan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN Industri Elektronika dan Telematika. Beleid ini diundangkan sejak 8 September 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper