Bisnis.com, JAKARTA - CEO PT Sawit Sumbermas Sarana Indonesia Tbk. (SSMS) Rimbun Situmorang mengatakan, pihaknya optimistis skema ISS dapat menguntungkan, baik dari segi efisiensi pakan ternak, pupuk dan produksi.
Meskipun demikian, dia mengatakan, kurang menguntungkan bagi perseroan jika hanya dipaksa melakukan pembibitan ternak tanpa penggemukan karena jangka waktu yang lama sehingga tidak bagus untuk cashflow perusahaan.
"Integrasi sapi-sawit ini mungkin baru dikenal di Indonesia, ini sesuatu buat kita. Saat ini kebutuhannya, 1 ekor 400 m2. Kami sudah bisa menghemat pakan. Lebih pentingnya, dari segi lingkungan tidak menggunakan pestisida. Sangat ramah lingkungan," tambahnya, Sabtu (30/8/2014).
Dia memaparkan, dari aspek perkebunan kelapa sawit, hasil ISS baru dapat diketahui seberapa besar efeknya pada musim panen 2015. Untuk pasar, ujar Rimbun, pihaknya tidak khawatir karena selama ini kebutuhan daging selalu tinggi dan peluang ekspor juga besar.
Dari segi insentif, dia mengatakan telah ada kelompok kerja yang mempelajari hal itu, utamanya soal BM impor dan regulasi teknis.
"Ada working group yang dibentuk untuk kaji apa yang kita butuhkan, misalnya tax holiday. Ini kan bibitnya dari luar semua, ya pajaknya yang bikin berat, karena tidak ada di dalam," tambahnya.