Bisnis.com, SEMARANG - Pollux Properties Indonesia menginvestasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk membangun tiga unit apartemen dan kondotel di Semarang yaang ditargetkan rampung pada 2015 dan 2016.
Proyek pembangunan apartemen dan kondotel yang saat ini masih tahap penyelesaian antara lain W/R Simpang Lima di Jl Ahmad Yani yang sampai ini terjual 95% dari 420 unit. Pembangunan apartemen itu sudah mencapai 60% dan akan diserahkan pada Juni 2015.
Untuk proyek pembangunan The Pinnacle Apartment and Condotels di Jl Pandanaran direncanakan selesai pada Desember tahun ini. Di lokasi ini telah terjual 70% dari total 520 apartemen dan 198 kondotel.
Proyek berikutnya yakni Marquis de Lafayette di Jl Pemuda Semarang, yang mencakup 292 kondotel dan 520 apartemen. Adapun unit yang terjual sudah 50%.
Chief Operation Officer Pollux Properties Kenny Seraphine mengatakan nilai proyek dari ketiga properti itu senilai Rp1,5 triliun.
Dia memaparkan harga kondotel tiap unit sekitar Rp25 juta per meter persegi di luar PPN. Kondotel yang dipersiapkan sekitar 30 meter persegi untuk studio dan 55 meter persegi untuk dua bedroom. Adapun harga apartemen per unit sekitar Rp750 juta sampai Rp1 miliar.
Alasan Pollux Properties gencar mengembangkan properti di Semarang, kata Kenny, karena Kota Atlas memiliki potensi untuk bisnis properti. Hal itu didukung dengan pertumbuhan industri yang berkembang di Ibu Kota Jawa Tengah ini.
Menurutnya, dengan tumbuhnya industri di Semarang maka akan mendongkrak penjualan sektor properti. “Daya beli masyarakat di sini cukup bagus, dimana merangsang investor properti untuk masuk ke Semarang,” kata Kenny kepada Bisnis.com, Minggu (31/8/2014).
Dia menambahkan tiga proyek yang saat ini dalam tahap pembanguan ditarget bakal selesai pada 2016. Pada saat serah terima, Kenny optimis penjualan apartemen dan kondotel akan laris terjual.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan rencana pengembangan perusahaan untuk membangun proyek lainnya di Balikpapan, Bali, dan Surabaya, pada tahun depan.
Kepala BPPT Kota Semarang Sri Sumartini mengatakan dari total Rp6,2 triliun, kepeminatan di Kota Semarang mendominasi Rp5 triliun meliputi investasi di bidang perumahan, apartemen, rumah sakit, kawasan wisata, renovasi pasar, juga superblok dan kompleks perkantoran.
Sisanya, kata dia, merupakan minat investasi di Kabupaten Semarang dan Kendal berupa pembangkit listrik tenaga surya, pengolahan kopi, dan kawasan industri.
“Kota Semarang memiliki potensi di berbeda di beberapa wilayah dengan potensi dan minat yang tinggi pada sektor properti, hotel, apartemen, perumahan, dan pusat pembelanjaan atau mall,” paparnya.