Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina: Antrean Panjang di SPBU Konsekuensi Pembatasan BBM Subsidi

PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bila fenomena antrean panjang dan habisnya bahan bakar minyak bersubsidi pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari penerapan pembatasan penyaluran BBM bersubsidi agar kuota solar dan premium cukup hingga akhir 2014.

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengungkapkan bila fenomena antrean panjang dan habisnya bahan bakar minyak bersubsidi pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari penerapan pembatasan penyaluran BBM bersubsidi agar kuota solar dan premium cukup hingga akhir 2014.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan pihaknya mulai mengatur kuota BBM bersubsidi guna memastikan agar kuota Solar dan Premium cukup hingga akhir tahun sesuai dengan amanat UU No.12 Tahun 2014 tentang APBN 2014.

Menurutnya, fenomena antrean dan disusul habisnya BBM bersubsidi pada sore hari di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bukan merupakan kelangkaan BBM, tetapi konsekuensi dari penyaluran BBM bersubsidi yang disesuaikan dengan kuota yang tersedia. Padahal, jelasnya, stok BBM yang ada di Pertamina berada pada level di atas 18 hari kebutuhan nasional.

"Habisnya alokasi harian BBM bersubsidi di SPBU pada sore hari merupakan konsekuensi logis dari pengaturan penyaluran BBM bersubsidi sesuai dengan sisa kuota yang telah ditetapkan dalam UU APBN-P 2014. Dengan pengaturan ini, sangat diharapkan pengertian dan kesadaran masyarakat pengguna mobil pribadi mulai membiasakan diri menggunakan BBM nonsubsidi,” ujarnya, Minggu (24/8/2014).

Dia menjelakan berdasarkan APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi dikurangi dari 48 juta KL menjadi 46 juta KL. Pertamina, akhirnya harus melakukan pengaturan kuota per harinya untuk memastikan BBM bersubsidi cukup hingga akhir tahun 2014.

Padahal, berdasarkan APBN-P 2014, kuota BBM bersubsidi tidak boleh melampaui kuota yang telah ditetapkan. Dengan kondisi tersebut maka hanya ada dua pilihan.

Pertama yaitu menyalurkan BBM bersubsidi secara normal dengan konsekuensi kuota BBM bersubsidi habis sebelum akhir tahun, yaitu pertengahan November untuk Solar dan pertengahan Desember untuk Premium. Selanjutnya masyarakat harus membeli BBM nonsubsidi hingga akhir tahun.

“Sementara pilihan lainnya adalah mengatur volume penyaluran setiap harinya sehingga kuota BBM bersubsidi bisa cukup hingga akhir tahun," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lukas Hendra TM
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper