Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Pertimbangkan Hong Kong Sebagai Trading Hub Baru Saingi Singapura

Menjelang berakhirnya masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, pemerintah Indonesia bersama China tengah menjajaki adanya financial hub baru di Hong Kong setelah selama ini hanya berkutat di Singapura.

Bisnis.com, JAKARTA – Menjelang berakhirnya masa Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, pemerintah Indonesia bersama China tengah menjajaki adanya financial hub baru di Hong Kong setelah selama ini hanya berkutat di Singapura.

Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan Hong Kong akan menjadi pintu masuk produk-produk ekspor Indonesia yang populasi pasarnya cukup besar yakni sekitar 1,5 miliar penduduk.

“Sekarang ini kan semua [trading] hub-nya melalui Singapura. Nah, kalau dalam istilah usaha itu beristri tunggal tidak boleh supaya kita tidak punya ketergantungan,” celetuk Chairul setelah bertemu pihak kedutaan besar China untuk Indonesia, Kamis petang (22/8).

Menurutnya, Hong Kong memiliki infrastruktur yang bagus dan kompetitif sehingga memiliki peluang menjadi penghubung baru yang sangat berimbas positif bagi perekonomian Indonesia.

Menurut pria yang akrab dipanggil CT ini, biaya yang ada di Hong Kong lebih murah daripada Singapura.

Hasil penjajakan tersebut, lanjut dia, akan dilaporkan secara keseluruhan kepada pemerintah China dan akan dibawa kembali ke perundingan awal September 2014, sebulan sebelum masa akhir pemerintahan saat ini.

Kepala Ekonom PT Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pilihan financial hub sejatinya lebih pada urusan privat.

Selama ini, menurutnya, para pengusaha lebih memilih Singapura karena memang mayoritas pasar produk Indonesia di negeri Singa tersebut, sehingga mendominasi pula pasar keuangan.

“Kuncinya itu money follow the trade,” tutur dia.

Lana mengapresiasi jika ada penjajakan yang sedang dilakukan pemerintah tersebut karena akan terjadi diversifikasi pusat keuangan.

Namun, dia mengklaim proses yang dilakukan pun akan memakan waktu yang lama, paling singkat lima tahun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper