Bisnis.com, JAKARTA--Era perdagangan bebas seperti Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015 membuat arus barang dan jasa dari dan menuju Indonesia bebas.
Dengan membandingkan iklim investasi RI terhadap negara Asean lain, bisa saja investor akhirnya lebih memilih negara lain.
Pada sisi lain, dengan asumsi tarif 0% membuat produsen enggan membangun pabrik di Indonesia dan lebih memilih ekspor karena lebih ekonomis. Kondisi ini berpotensi menahan laju pertumbuhan investasi yang masuk ke dalam negeri.
"Itulah yang menjadi pikiran kami. Bagaimana [pelaksanaan perdagangan bebas] dengan tarif 0% tapi investor tetap mau memilih Indonesia. Semoga ke depan transportasi lebih baik," ujarMenteri Perindustrian M.S. Hidayat, di Jakarta, Rabu (20/8/2014).
Kementerian Perindustrian optimistis pertumbuhan investasi di sektor industri pada semester II/2014 bakal terakselerasi. Pada umumnya investor sengaja menahan diri sampai diperoleh keputusan pasti pemenang pilpres 2014.
Menteri perindustrian menyatakan terdapat sekitar sepuluh investasi baru sedang diproses Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Investasi ini hampir dari semua sektor termasuk besi baja dan ekstensi dari industri hilir agro," tutur Hidayat.