Bisnis.com, JAKARTA -- Proyek pembangunan jalan tol Surabaya-Mojokerto belum menunjukkan perkembangan yang signifikan, baik dalam hal pembebasan tanah maupun konstruksinya.
Lambannya proses pembebasan tanah ditengarai menjadi penyebab laju konstruksi terhambat dan terancam molor dari jadwal operasi yang ditargetkan sebelumnya. Direktur Teknik PT Marga Nujyakusumo Agung, Edwin Cahyadi mengatakan proses pembebasan tanah tol Surabaya-Mojokerto sempat terhenti karena masyarakat menolak jumlah biaya ganti rugi yang diajukan.
Dia menjelaskan, sebagai langkah untuk mempercepat pengerjaan proyek dengan total nilai investasi Rp3,4 triliun tersebut, PT Marga Nujyakusumo (MNA) selalu anak usaha PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sekaligus pengelola jalan tol Surabaya-Mojokerto (SuMo) telah berkoordinasi dengan Tim Pembebasan Tanah (TPT), Panitia Pembebasan Tanah (P2T) dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melakukan penjajakan kepada masyarakat.
Dia menyatakan, Gubernur Jatim, Soekarwo telah memberikan dukungannya melalui Surat Keputusan (SK) terkait percepatan pembebasan tanah. SK tersebut rencananya akan segera diterbitkan pada akhir bulan ini.
"TPT sedang mengkaji ulang (biaya ganti rugi), tetapi mudah-mudahan dengan diterbitkannya SK dari Gubernur Jatim, masalah pembebasan tanah ini bisa segera selesai," kata Edwin ketika dihubungi Bisnis, Kamis (21/8).
Seperti diketahui, PT Marga Nujyakusumo Agung selaku pengelola jalan tol Surabaya-Mojokerto telah mengoperasikan satu ruas pada tol Surabaya-Mojokerto yaitu pada Seksi IA ruas Waru-Sepanjang (1,89 km) pada 26 Agustus 2011. Edwin menegaskan, pihaknya akan segera menambah jumlah ruas tol yang beroperasi, yaitu pada Seksi 4 ruas Krian-Mojokerto yang ditargetkan bisa beroperasi pada Maret awal tahun depan.
"Kita masih mengebut pembebasan lahan, supaya progress fisik meningkat, dan jumlah tol yang beroperasi bisa bertambah," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Jasa Marga Tbk David Wijayanto mengatakan hingga saat ini total progress fisik tol Surabaya-Mojokerto mencapai 46,42%. Menurutnya, progress fisik belum mengalami peningkatan signifikan karena proses konstruksi pada Seksi II dan Seksi III belum dapat dilaksanakan.
"Konstruksi fisik di dua ruas tol tersebut masih 0%, karena masih banyak jumlah lahan yang belum dibebaskan," kata David.
Berdasarkan laporan PT MNA, untuk progress pembebasan tanah totalnya adalah 46,42%. Pada Seksi IA sudah mencapai 100%, Seksi II 41,54%, Seksi III 87,08%, dan Seksi IV 87,08%. Adapun untuk total progress konstruksi adalah 71,15% dengan penjabaran untuk Seksi IA 96%, Seksi IB 21%, Seksi II 0%, Seksi III 0%, dan Seksi IV 55%.
"Seksi II dan III mudah-mudahan bisa segera konstruksi tahun depan, tetapi itu bergantung sekali dengan proses pembebasan tanahnya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google
News dan WA Channel