Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AGI & APTRI Minta Stok Gula Nasional Dikendalikan

Pelaku usaha hasil mendesak pemerintah mengambil langkah pengendalian stok gula nasional dengan dengan membersihkan pasar gula konsumsi dari rafinasi.
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Alat khusus pengangkat mengatur tumpukan karung berisi gula rafinasi di salah satu pabrik di Makassar, Sulsel, beberapa waktu lalu./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha hasil mendesak pemerintah mengambil langkah pengendalian stok gula nasional dengan dengan membersihkan pasar gula konsumsi dari rafinasi.

"Harga makin turun dan petani terancam rugi," ujar Ahli Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan GM PT Perkebunan Nusantara XI Adig Suwandi kepada Bisnis, Senin (18/8/2014).

Adig menambahkan, harga patokan pemerintah (HPP) sudah direvisi menjadi Rp 8.500 per kg dari sebelumnya Rp8.250 per kg, tetapi yang terjadi di lapangan harga tetap ditentukan mekanisme pasar.

Dia menjabarkan, harga gula hasil giling tahun ini berkisar Rp8.300 per kg sampai Rp8.600 per kg. "Pada level tender, untuk gula produksi 2013 berkisar Rp7.800-Rp8.100 per kg."

Saat ini, jelas Adig, posisi stok di lapangan melimpah, yaitu sekitar 1,1 juta ton pad akhir Juni 2014. Selain sedang masa giling, sisa stok pada tahun lalu masih tergolong besar karena permintaan gula menurun.

Secara terpisah, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia mengeluhkan gula rafinasi masih menumpuk sehingga memperbesar kemungkinan untuk masuk ke pasar ritel di dalam negeri.

Ketua Umum APTRI Sumitro Samadikoen menyatakanstok gula rafinasi pada tahun ini masih ada 600.000 ton. Mengakibatkan adanya rembesan gula rafinasi --yang  hanya diperuntukkan untuk industri makanan dan minuman - pada tahun ini masih merembes ke pasar.

"Pasar harus dibersihkan dari gula rafinasi supaya hasil panen petani dan industri dalam negeri bisa masuk," ujarnya.

Dari catatan APTRI, pada 2012 rembesan gula rafinasi mencapai 700.000 ton dari total impor 2,8 juta ton, kemudian naik menjadi 1 juta ton dari total impor 3,2 juta ton.

Pada tahun ini, diperkirakan rembesan mencapai 1,2 juta ton, sehingga akumulasi selama 3 tahun tersebut mencapai 2,9 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper