Bisnis.com, JAKARTA—Pembangunan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilovolt (kV) Sambutan-Bontang telah selesai dibangun dan beroperasi sejak 25 Juli 2014.
Manajer Senior Komunikasi Korporat PT Perusahaan Listrik (Persero) Bambang Dwiyanto mengatakan jaringan listrik 150 kV dari Samarinda melalui Gardu Induk (GI) Sambutan ke arah Bontang tersebut membentang sepanjang 90 km dengan jumlah tower 245 unit mulai dibangun sejak tahun 2009.
“Pembangunan transimisi 150 kV sempat mengalami beberapa kendala antara lain sulitnya pembebasan lahan, pemberian ganti rugi dan penolakan masyarakat/pengusaha tambang batu bara yang dilintasi jaringan 150 kV,” katanya seperti dikutip Bisnis, Senin (11/8/2014).
Pada 2013, sebanyak 5 (lima) titik tower terpaksa dipindahkan (di reroute) agar pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan. Jum’at, 25 Juli 2014 jaringan listrik (transmisi) 150 kV tersebut mulai dialiri listrik setelah beberapa rangkaian pemeriksaan dan pengujian, baik disepanjang jalur transmisi maupun di lokasi GI yang akan dihubungkan oleh jaringan tersebut.
Dengan beroperasinya transmisi 150 kV tersebut, pelanggan listrik di wilayah Bontang dengan beban puncak 21,4 MW akan menikmati keandalan suplai energi listrik yang dapat diperoleh dari Sistem Mahakam.
“Sebaliknya, kebutuhan listrik di Samarinda dapat diperoleh dari kelebihan daya dari pembangkit di Bontang,” jelasnya.
Kelebihan daya Pembangkit Listrik Tenaga Mini Gas (PLTMG) dari PT BME (swasta) di Bontang dengan daya sebesar kurang lebih 8 megawatt (MW) maka pengoperasian transmisi tersebut akan dapat menyalurkan energi listrik ke sistem Mahakam yang mencakup wilayah Samarinda-Balikpapan dan Bontang.
Potensi penghematan dari penggunaan bahan bakar minyak ke gas yang dilakukan PLN sebesar kurang lebih Rp. 300 juta per hari dengan perhitungan selisih Biaya Pokok Produksi (BPP) antara BBM (HSD) dan Gas sebesar Rp.1668/kWh.
Jika transmisi 150 kV beroperasi dan masuk ke Sistem Mahakam dengan tambahan daya dari excess power PLTMG Bontang, PLN diharapkan dapat melakukan penghematan sebesar Rp 9,4 Milyar per bulan.
PLN saat ini sedang fokus untuk menyelesaikan jaringan transmisi Palaran – Senipah, Tenggarong – Kotabangun, Karangjoang – PLTU Kaltim - Petung – Kuaro – Tanjung dan Pembangkit Litrik Tenaga Uap (PLTU) Kaltim 2X110 MW, yang semuanya ini ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur melalui ketersediaan infrastuktur listrik yang handal.
“Peran serta dan partisipasi aktif masyarakat dalam tahapan pembebasan lahan dan tanam tumbuh sangat menentukan keberhasilan target pembangunan kelistrikan tersebut,” jelasnya.