Bisnis.com, SEMARANG—Produksi getah kayu di Jawa Tengah per Juli baru mencapai 23,6 ton di bawah normal progress schedule 26 ton akibat gangguan hujan ekstrem yang terjadi di daerah hutan produksi.
Kepala Sie Produksi Nonkayu Perhutani Divisi Regional Jateng Luckyarto mengatakan produksi getah dalam setahun menjangkau 52.000 ton getah pinus dan 217 ton getah kopal atau damar.
"Totalnya 52.217 ton, sampai Juli getah pinus baru 23.427 ton dan kopal 129 ton. Masih di bawah NPS/normal progress schedule karena kendala hujan ekstrem dibanding tahun lalu," ungkapnya kepada Bisnis.com, Sabtu (9/8/2014).
Perhutani regional memperkirakan produksi getah mampu dipacu melalui efisiensi proses penyadapan getah menggunakan alat khusus. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi perubahan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi dan mengakibatkan proses manual penyadapan terhenti.
Lucky mengatakan upaya lain sedang disusun melalui penyiapan asuransi menggandeng swasta untuk menjamin pekerja perhutani khususnya untuk menyadap getah yang bekerja saat cuaca kurang normal.
"Untuk mempercepat penyadapan perhutani menyiapkan alah khusus, juga upaya menjamin keselamatan tenaga kerja melalui asuransi dan menyiapkan insentif khusus untuk target tertentu."
Produksi getah Perhutani mengambil dari sejumlah pohon yang ada di 8 Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) di regional Jateng yang akan diserap ke pabrik pengolah di wilayah ini.
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat, Protokoler, dan Kesekretariatan Perhutani Regional Jateng Henhen Suhendar merinci sebaran KPH penghasil getah meliputi Pekalongan Timur, Pekalongan Barat, Banyumas Timur dan Barat, Kedu Utara dan Selatan, KPH Pati serta Surakarta.
"Kapasitas getah sebenarnya masih sama dengan tahun lalu dengan luas lahan lebih dari 230 Ha. Penjarangan pohon sangat kecil dan pohon yang tua juga masih banyak," jelasnya.
Henhen menyampaikan hasil dari penyadapan getah dipasok ke 4 pabrik gondorukem dan terpentin (PGT) dan 1 pabrik derivat gondorukem dan terpentin (PDGT).
PGT di Jateng berada di Cimanggu Cilacap, Sapuran Wonosobo, Paninggaran Batang, dan Winduaji Brebes dengan produk bahan baku pembuatan kertas, tinta, parfum dan kosmetik.
Sementara PDGT berada di Pemalang dengan produk bahan baku penguat warna juga bahan dasar industri makanan dan minuman, kertas, cat, tinta serta parfum. Selain memenuhi kebutuhan lokal, produk PGT dan PDGT Perhutani Jateng juga terserap ke sejumlah negara seperti China dan Bangladesh.