Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian ESDM Gandeng Pemkab Nias dan R20 Bangun PLTS

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nias Utara dan organisasi nirlaba The R20-Regions of Climate Action (R20) membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 10 Megawatt (MW) senilai US$20 juta.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Nias Utara dan organisasi nirlaba The R20-Regions of Climate Action (R20) membangun pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 10 Megawatt (MW) senilai US$20 juta.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Rida Mulyana mengatakan pembangunan PLTS akan diintegrasikan dengan penanaman tanaman yang bisa dijadikan bahan bakar biodiesel.

“Jadi, akan digunakan seperti green house, di atap untuk PLTS, di bawahnya ditanami kemiri sunan untuk biodiesel,” katanya seperti dikutip Bisnis, Sabtu (7/8/2014).

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Nias Utara Edward Zega mengungkapkan rasio elektrifikasi di wilayahnya hanya sebesar 19%. Angka itu kontras dengan rasio elektrifikasi nasional yang mencapai 81%. “Dengan adanya proyek ini diharapkan rasio elektrifikasi di Nias Utara bisa naik,” paparnya.

Saat ini kapasitas listrik terpasang di Nias hanya 25 MW di manta sumber energi berasal dari tenaga diesel. Dengan jumlah penduduk satu juta jiwa, jelasnya, Nias Utara membutuhkan pasokan sebesar 100 MW untuk melistriki satu juta penduduk.

 Namun, angka tersebut hanya mencakup kebutuhan listrik rumah tangga. Jika ditambah kebutuhan industri seperti perkebunan dan pariwisata ketika invetasi meningkat, kebutuhan listrik bisa melonjak 100% menjadi 200 MW.

“Kami berharap Nias Utara menjadi kawasan ecotourism sehingga listrik menjadi kebutuhan esensial,” paparnya.

Direktur Asia Pasific R20 Nico Barito mengatakan pembangunan PLTS saat ini masuk dalam tahap kajian teknis lapangan. Pembangunan PLTS secara keseluruhan membutuhkan durasi waktu 18 bulan hingga dua tahun.

“Pendanaan sepenuhnya kami tanggung, Pemkab bertugas menyediakan lahan,” ujarnya.

Proyek akan dilakukan sebanyak dua tahap, tahap pertama dengan kapasitas 10 MW yang dilanjutkan dengan tahap kedua sebesar 5 MW.

Menurutnya, proyek PLTS bisa mencapai 40 MW, namun untuk Nias Utara menggunakan kapasitas kecil. Sebabnya, saat ini kondisi PLN belum siap untuk membeli listrik dengan kapasitas lebih besar.

“Ke depan kami akan mengembangkan proyek serupa di pulau-pulau lain yang memiliki potensi go international,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper