Bisnis.com, JAKARTA - Produsen makanan dan minuman memperkirakan pasar butuh waktu 3 bulan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan pengendalian distribusi BBM subsidi. Pelaku industri ini sebetulnya menginginkan pemerintah langsung menaikan harga saja alias subsidi dicabut.
“Kalau kebijakan yang sekarang bisa menimbulkan ketimpangan lagi apalagi tempatnya berbeda-beda. Pengusaha sudah lama dorong penghapusan subsidi BBM secara terencana,” kata Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S. Lukman, di Jakarta, Rabu (6/8/2014).
Pengendalian pasokan solar bersubsidi yang sekarang diterapkan BPH Migas membuat biaya distribusi produk makanan dan minuman terancam melonjak. GAPMMI memperkirakan pasar butuh waktu tiga bulan untuk beradaptasi. Porsi biaya distribusi setara 5% - 8% dari harga jual dan sekitar separuhnya untuk membeli bahan bakar.
Gonjang-ganjing menyikapi kebijakan baru soal BBM subsidi melemahkan optimistis pebisnis terhadap pertumbuhan produksi industri makanan dan minuman (mamin). “[Kalau harga BBM naik] saya kira juga akan menyebabkan kenaikan harga jual produk mamin,” tutur Adhi.