Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah optimistis investasi di sektor industri kecil dan menengah (IKM) bisa menembus angka Rp35,49 triliun tahun ini ditopang oleh industri fesyen dan industri kreatif.
Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan meski pertumbuhan produksi IKM tahun ini akan stagnan dibandingkan dengan tahun lalu, investasi sekitar Rp35,49 triliun optimistis bisa dicapai. Target tersebut tumbuh 7% dibandingkan dengan periode tahun lalu. Menurutnya, sepanjang tahun ini banyak IKM baru yang tumbuh di seluruh Indonesia.
“IKM itu exit-entry mudah. Bila ada yang tenggelam, akan banyak yang bermunculan, terutama untuk industri fesyen, industri makanan minuman dan industri kreatif dalam negeri. Indonesia sangat unggul,” kata Euis ketika dihubungi Bisnis.com, Selasa (15/7/2014).
Dia memperkirakan industri fesyen akan tumbuh 7% dan industri makanan dan minuman tumbuh 8% tahun ini. Oleh sebab itu, dia menargetkan pertumbuhan ini bisa sama dengan tahun lalu, yakni sekitar 7%-7,5%.
Kemenperin juga mengalokasikan dana untuk IKM. Anggaran itu akan digunakan untuk penumbuhan wirausaha baru IKM pada 149 kabupaten/kota senilai Rp171 miliar, promosi produk IKM Rp9 miliar, pengembangan pusat promosi industri kreatif di Bali senilai Rp10 miliar dan peningkatan kompetensi SDM Industri Rp25 miliar. “Jadi, tenang saja, meski stagnan, IKM akan tetap tumbuh.”
Menurutnya, stagnannya sektor ini karena kondisi ekonomi yang kurang membaik. Belum lagi, kebijakan pemerintah belum lama ini, yakni kenaikan tarif listrik. Sektor IKM yang terkena dampak besar atas kenaikan tarif listrik adalah sektor garmen, karena kebanyakan menggunakan energi listrik.
Sedangkan kendala IKM komponen otomotif adalah kenaikan upah minimum provinsi (UMP), di mana dalam sektor ini membutuhkan banyak tenaga kerja. “Tetapi saya tetap optimistis kreatifitas akan tumbuh dengan sangat baik. Promosi telah banyak dilakukan. Semua masih on track,” tambah dia.