Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan semen Bosowa Group sepanjang semester I/2014 merosot.
CEO Bosowa Group Erwin Aksa mengatakan semula pertumbuhan ditargetkan 5%-7% pada semester I/2014. Namun, target tersebut turun lantaran pasar Bosowa ada di Indonesia Timur melesu.
Bahkan, penurunan penjualan terjadi lebih besar dibandingkan dengan daerah lainnya. Sayang, dia enggan menyebut angka penurunan tersebut. Dia menilai menurunnya penjualan disebabkan banyak proyek-proyek yang tertunda akibat menunggu hasil pemilihan presiden.
“Efek penundaan proyek dan penuruan serapan lebih besar ada di wilayah Timur. Akibatnya, target kami di semester I ini tidak tercapai, belum lagi karena aturan BI dan OJK yang melakukan pembatasan kepemilikan properti dan rumah,” kata Erwin di Jakarta, Kamis (10/7/2014).
Harapannya, dia bisa mengejar target penjualan setahun pada semester II/2014. Adapun Bosowa membidik penjualan sekitar 3,5 juta ton tahun ini. “Biasanya, pembagian porsi semester I itu 45% dan sisanya 55% di semester II. Tinggal tunggu semester II untuk bisa capai target karena semester I tidak sesuai.”
Dirjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian Harjanto mengatakan rendahnya penjualan semen sepanjang semester I/2014 disebabkan oleh adanya pemilihan umum yang berlangsung dua kali tahun ini. Banyaknya, pihak yang melakukan wait and see membuat konsumsi stagnan sementara.
“Setelah kabinet baru akan tumbuh, saya optimistis semester II akan membaik,” ucap dia.