Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghapusan PPN Hortikultura Olahan Belum Tentu Stabilkan Harga Pangan

Usulan Kemendag untuk menihilkan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk hortikulura olahan diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap kestabilan harga pangan mudah rusak (volatile foods).
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—Usulan Kemendag untuk menihilkan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk hortikulura olahan diyakini tidak akan berdampak signifikan terhadap kestabilan harga pangan mudah rusak (volatile foods).

Ketua Dewan Hortikultura Nasional (DHN) Benny Koesbini mengungkapkan wacana untuk menggenjot pengolahan komoditas hortikultura sejatinya telah didengungkan sejak 4 tahun silam.

Dia mengungkapkan usulan tersebut tidak hanya datang dari Kemendag, tapi juga Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pertanian. Permasalahannya, selama ini tidak ada komunikasi yang selaras antarkementerian tersebut terkait kelanjutan wacana itu.

Kalaupun PPN hortikultura olahan dihapuskan, lanjutnya, dampaknya terhadap kestabilan harga pangan mudah rusak tidak akan signifikan selama tidak ada pembenahan struktural terhadap infrastruktur di sektor tersebut.

“Masalahnya begini, ada PPN atau tidak, kalau tidak dibatasi impor [hortikultura], ya harga akan terus terganggu karena yang dari luar lebih murah. Kita tidak bisa menyalahkan industri karena memang tidak produktif. Distribusi mahal, mau ekspor saja susah,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (9/7/2014)

Ketimbang mengejar penghapusan PPN, kata Benny, hal yang lebih mendesak untuk dilakukan guna menstabilkan harga volatile foods adalah membenahi infrastruktur, menaikkan produktivitas, mengefisiensikan biaya, dan meningkatkan kualitas agar dapat bersaing.

Dia mencontohkan kasus harga cabai yang merosot di bawah harga referensi saat musim panen raya di berbagai sentra produksi. Sebenarnya, menurut Benny, deflasi harga cabai tidak dipicu oleh surplus produksi besar-besaran sebagaimana sering disampaikan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Taufik Wisastra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper