Bisnis.com, JAKARTA—PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mengungkapkan sedang mencari dana untuk membangun proyek transmisi 500 kilovolt (kV) yang akan menghubungkan pembangkit-pembangkit baru dan perkembangan di Pulau Jawa.
Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PLN Murtaqi Syamsyuddin mengatakan telah ada satu bank pembangunan yang berasal dari Eropa berminat memberikan pinjaman modal.
“Ada, tapi enggak bisa sebut nama. Nanti saja kalau sudah pasti,” katanya di Jakarta, Jumat (27/6).
Murtaqi menekankan proses pembicaraan dengan calon pemberi kredit belum terlampau jauh, baru sampai pada tahap penjajakan. Dia hanya bisa memastikan pinjaman dari bank Eropa tersebut merupakan pinjaman lunak tanpa jaminan pemerintah (government guarantee).
Saat ini, PLN baru menjajaki satu bank terlebih dahulu. Namun, perseroan tidak menutup pintu kemungkinan masuknya mitra lain. Kalau ada mitra yang lain, jelasnya, paket pendanaan akan dipecah.
“Karena dilihat dari nilainya, kebutuhan pembiayaan proyek transmisi Jawa terhitung besar, mencapai lebih dari US$600 juta,” ujarnya.
Proyek transmisi Jawa sendiri akan dibangun dari Ungaran ke Batang, dilanjutkan Batang ke Cirebon, Cirebon-Indramayu, kemudian berakhir ke Cibatu. Menurutnya, tambahan jaringan transmisi yang akan menghubungkan pembangkit baik yang baru maupun pengembangan harus dipikirkan mulai dari sekarang.
“Jangan sampai pembangkit sudah jadi namun jaringan transmisinya belum ada,” jelasnya.
Pembangunan transmisi 500 kV di Jawa pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit-pembangkit baru maupun ekspansi. Selain itu, transmisi juga untuk menjaga kriteria security N-1, baik statik maupun dinamik.
Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila suatu sirkit transmisi padam maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu menyalurkan keseluruhan arus beban. Harapannya, kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga.
Kriteria N-1 dinamis mensyaratkan apabila terjadi gangguan hubungan singkat 3 fase yang diikuti oleh hilangnya satu sirkit transmisi, maka antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya tidak boleh kehilangan sinkronisasi.
Idealnya, kriteria kebutuhan penambahan kapasitas trafo di suatu gardu induk (GI) ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 70% - 80%.
Berdasarkan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2013-3022, selama 10 tahun PLN akan membangun transmisi 500 kV dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit skala besar seperti PLTU Adipala, PLTU Indramayu Unit 4 dan 5, PLTU Jawa Tengah, PLTU Jawa-1, PLTU Jawa-3, PLTU Jawa-4, PLTU Jawa-5, PLTU Jawa-6, PLTU Jawa-7, Jawa – Bali Crossing dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali, PLTA pumped storage Upper Cisokan dan Matenggeng, serta beberapa pembangkit baru lainnya.
Ruas transmisi 500 kV yang akan di rekonduktoring adalah SUTET Suralaya Baru - Bojanegara - Balaraja (2018) dan SUTET Suralaya Lama - Balaraja - Gandul (2019). Rencana pembangunan transmisi 500 kV baru adalah SUTET Tanjung Jati B - Pemalang - Indramayu - Cibatu, SUTET Balaraja - Kembangan - Durikosambi dan Durikosambi - Muara Karang - Muaratawar membentuk looping SUTET jalur Utara Jakarta, untuk perkuatan dan peningkatan keandalan serta fleksibilitas operasi sistem Jakarta.