Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Petani Cabai di Kalimantan Tengah Bisa Kaya

Tidak selamanya menjadi seorang petani akan hidup miskin dan tidak memperoleh pendapatan yang bisa dibilang layak bahkan untuk hidup berkecukupan. Bahkan mantan pemain band itu dapat membeli motor Honda CBR dari bertani.

Bisnis.com, PALANGKARAYA--Tidak selamanya menjadi seorang petani akan hidup miskin dan tidak memperoleh pendapatan yang bisa dibilang layak bahkan untuk hidup berkecukupan.

Rudi, mantan pemain band yang kini banting setir menjadi seorang petani cabai di Palangkaraya, Kalimantan tengah, menuturkan dirinya baru saja menikmati hidup sebagai petani. Pria berusia 31 tahun itu dulunya manggung bersama grup bandnya hingga Denpasar, Bali.

"Saya berkebun baru 3 tahun, saya menanam bawang merah, cabai merah dan tomat. Alhamdulillah, saya sudah beli lahan sendiri dan motor sport," tuturnya, Kamis (19/6/2014).

Awalnya, dia yang berasal dari Malang, Jawa Timur, itu mengadu nasib di Kalimantan Tengah. Dia menyewa lahan untuk bertani dari saudaranya yang memiliki lahan-lahan tidur.

Uang hasil dia memanen cabai merah yang pertama ditanamnya, dia gunakan untuk membeli lahan baru. Kini, dia menggarap lahan seluas 2 hektar dan 250 meter persegi, tak jauh dari Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah.

Sutrisno, sesama petani yang tergabung dalam kelompok tani Wargomulyo, juga senada dengan Rudi. Dia menanam bawang merah yang dibibitnya dari Brebes, Jawa Tengah.

Menurutnya, bawang merah yang ditanam di lahan berpasir miliknya ternyata jauh lebih baik ketimbang di daerah asalnya, Brebes.

Dia belum menjual bawang-bawang yang ditanamnya ke pasaran karena masih akan dijadikan bibit oleh petani-petani lainnya.

Wiji, petani cabai di Kelurahan Banturung, Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya, mengakui dirinya baru beralih menjadi petani cabai. Tak hanya cabai, dia juga menanam tomat karena keduanya memiliki harga jual yang cukup tinggi.

"Terakhir saya panen 4 ton dari 2,5 hektare lahan dengan total pendapatan Rp37,5 juta. Sekarang, saya sedang menanam cabai dan harapannya harga jual tidak dikuasai tengkulak," paparnya.

Suroto, petani bawang merah dari kelurahan yang sama, menjelaskan dirinya menanam bawang merah berjenis super philips yang bibitnya diimpor.

Pada saat tanam pertama, Suroto memanen 27 ton bawang merah dengan harga jual Rp30.000/kg hingga Rp40.000/kg. Kemudian pada masa panen kedua, dia memperoleh 18,9 ton per hektar tanaman bawang merah.

"Di Palangkaraya pasokan bawang merah dan cabai merah sangat kurang, petani juga tidak ada yang menanam. Kami mendapat pendampingan dari Bank Indonesia Kantor Wilayah Kalimantan Tengah," jelasnya.

Suroto rata-rata memperoleh pendapatan bersih Rp10 juta hingga Rp15 juta setiap panen.

Dia hanya mengeluarkan modal antara Rp3 juta hingga Rp6 juta untuk pembibitan, perawatan, hingga pemupukan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper