Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INDUSTRI NONMIGAS: Diprediksi Hanya Tumbuh 5,8%

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan pemerintah terlalu optimistis dengan target pertumbuhan industri non-migas yang diperkirakan bisa mencapai 6,15%. Kalangan pengusaha memperkirakan pertumbuhan hanya bisa menyentuh angka 5,8%.
Industri tekstil. Pertumbuhan industri nonmigas diperkirakan hanya 5,8%/Bisnis
Industri tekstil. Pertumbuhan industri nonmigas diperkirakan hanya 5,8%/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan pemerintah terlalu optimistis dengan target pertumbuhan industri non-migas yang diperkirakan bisa mencapai 6,15%. Kalangan pengusaha memperkirakan pertumbuhan hanya bisa menyentuh angka 5,8%.

Ketua Umum Apindo Sofjan Wanandi mengatakan meski pemerintah telah mengoreksi angka pertumbuhan industri non migas menjadi 6,15% dari target sebelumnya 6,4%-6,8%, target tersebut masih sulit dicapai.

Dia memperkirakan, untuk mencapai pertumbuhan yang sama dengan tahun lalu saja, yakni 6,10% itu sudah cukup sulit.

“Saya pikir akan turun hingga di bawah 6%, maksimal bisa mencapai 5,8%,” kata Sofjan di Jakarta, Kamis (19/6/2014).

Menurutnya, banyak hal yang menjadi faktor penghambat pertumbuhan industri tahun ini. Selain karena investor yang wait and see menunggu hasil pemilihan presiden, tertekannya produksinya merupakan salah satu penyebab yang membuat industri lesu.

“Biaya produksi tinggi, kami tidak bisa berjualan. Terus kami disuruh mengurangi margin? Orang banyak dari industri yang sudah tak punya margin lagi,” tambah Sofjan.

Dia memperkirakan, kapasitas produksi sudah tertekan hingga 10% sejak awal tahun. Kekhawatiran pengusaha dengan hasil pipres, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang kembali melemah membuat kapasitas produksi tertekan sehingga harga bahan baku dalam negeri meningkat. 

Dengan demikian, industri dalam negeri semakin tergantung pada bahan baku impor.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulan I/2014 sebesar 3,76% dibandingkan dengan periode yang sama 2013. Pertumbuhan tersebut turun drastis dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I/2013 terhadap triwulan I/2012 yang tumbuh 8,94%.

Masih berdasarkan data, penurunan ini terjadi lantaran sebagian besar pertumbuhan produksi industri manufakturr memang menurun.

Adapun jenis-jenis industri manufaktur besar dan sedang yang mengalami penurunan produksi lebih dari 2% pada triwulan I/2014 terhadap triwulan I/2013 antara lain industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang turun 8,77%, tekstil turun 5,88% dan jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan yang turun 3,13%.

Satu-satunya pendorong pertumbuhan industri non migas tahun ini adalah realisasi investasi yang sudah diputuskan beberapa tahun lalu. “Hanya itu saja pendorong utama, karena market turun tidak ada yang beli. Ditambah bersaing dengan impor, makin lambat saja industri dalam negeri.”

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menegaskan Apindo terlalu pesimistis dengan perkiraan pertumbuhan industri non migas sekitar 5,8%.

“Apindo selalu pesimistis, target saya optimistis. Tunggu saja setelah pilpres, akan kembali naik,” ujar Hidayat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper