Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi di Industri Tekstil Anjlok Lebih Dari 50%

Investasi di sektor industri tekstil, baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), semakin buram.

Bisnis.com, JAKARTA - Investasi di sektor industri tekstil, baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA), semakin buram.

Pada triwulan I/2014, investasi di sektor ini turun lebih dari 50% dan diperkirakan terus berlanjut hingga tahun depan.

Berdasarkan data Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang diolah Kemenperin, investasi sektor tekstil melalui PMDN pada triwulan I/2014 senilai Rp362,8 miliar atau turun 55,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp811,9 miliar.

Adapun, untuk investasi sektor tekstil melalui PMA senilai US$99,9 juta atau turun 57,37% dibandingkat periode yang sama tahun lalu, yakni mencapai US$234,3 juta.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ernovian G. Ismy mengatakan penurunan investasi ini terjadi karena biaya produksi yang sangat tinggi dan sudah tidak kompetitif lagi.

Hal ini membuat tidak banyak investor yang berminat masuk ke Indonesia meskipun tahun ada beberapa investasi yang akan masuk ke Jawa Tengah.

“Saya tidak ingat pasti jumlahnya, tetapi ada beberapa yang mau masuk, di atas 5 jumlahnya. Ini tidak sebanyak tahun lalu,” kata Ernovian kepada Bisnis, Rabu (18/6/2014).

Pada 2013, investasi di sektor tekstil mencapai US$750,5 juta atau naik 58,67% dibandingkan pada 2012 yang mencapai US$473,1 juta. Kenaikan pada 2013 ini cukup tinggi dibandingkan dengan kinerja investasi pada 2012 yang justru turun sekitar 5,1%.

Ernovian mengatakan penurunan investasi tahun ini sangat berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Tahun lalu, tenaga kerja di sektor tekstil (hulu dan hilir) sekitar 1,3 juta orang.

Tahun ini, diperkirakan hanya ada sedikit peningkatan. “Paling tahun ini sekitar 1,4 juta, ada sedikit saja investasi yang masuk soalnya.”

Berdasarkan data API, akibat kenaikan upah minimum regional (UMR) dengan tingkat kenaikan yang tak wajar awal tahun2013 , sekitar 60 perusahaan TPT di Jabodetabek relokasi ke Jawa Tengah pada 2013.

Meski begitu, pihaknya menilai tidak masalah bila ada pabrik yang melakukan relokasi ke Jawa tengah.

“Mungkin kenaikan tarif listrik ada pengaruhnya. Ini tidak masalah relokasi, asalkan jangan keluar dari Indonesia saja. Untuk tahun ini, juga sudah ada banyak yang pindah,” tambahnya.

Selain berpengaruh pada kinerja investasi, tingginya biaya produksi juga turut memengaruhi margin perusahaan yang bergelut di sektor tekstil, khususnya industri hulu.

Saat ini, margin keuntungan sudah turun cukup jauh dibandingkan dengan tahun lalu. “Saya tidak ingat angkanya, di bawah 10% pasti ada.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper