Bisnis.com, JAKARTA -- Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian Agus Tjahajana mengatakan pemerintah akan memberikan insentif terkait rencana pembangunan pembangkit listrik oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dengan investasi US$750 juta.
Menurutnya, pemerintah tidak akan memberikan perlakuan berbeda antara penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
"Jadi sama saja, nanti izinnya keluar dari Badan Kordinasi Penanaman Modal. Nanti akan berlaku aturannya. Biasanya kan impor mesin tak perlu bayar kecuali mesin-mesin yang sudah bisa dibuat sendiri," kata Agus di Kemenperin, Jumat (13/6/2014).
Agus mengatakan, Menperin M.S. Hidayat meminta Inalum menjalankan perusahannya dengan baik, bahkan bisa melebihi kinerja Inalum ketika dikuasai oleh Jepang.
Saat ini, produksi aluminium ingot Inalum mencapai 256.602 ton/tahun, padahal target awal hanya 254.000 ton/tahun.
Dia menargetkan, dengan optimalisasi, produksi tahun ini bisa mencapai 260.000 ton/tahun.
Sampai 2019, Inalum menargetkan bisa memproduksi 500.000 ton/tahun aluminium ingot yang didukung oleh pembangkit listrik baru di wilayah Asahan, Sumatra Utara.
Perlu diketahui, Direktur Utama Inalum Winardi mengatakan pihaknya siap merealisasikan pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 600 mega watt (MW) dengan nilai US$750 juta pada awal tahun depan guna meningkatkan kinerja produksi Inalum.