Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menilai pemangkasan belanja pemerintah akan berdampak kontraktif terhadap pertumbuhan ekonomi. Laju konsumsi pemerintah melambat dari proyeksi awal 6,4% menjadi 5,22%.
Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menyebutkan pertumbuhan ekonomi tertahan dari proyeksi semula 5,32% menjadi 5,15%.
Hal itu menjadi salah satu alasan BI tetap mengetatkan moneter dengan mempertahankan BI rate 7,5% pada Juni.
"Kami mencari keseimbangan antara risiko-risiko di sisi inflasi, current account dan pertumbuhan ekonomi. Kami menjaga keseimbangan dengan menjaga BI rate pada level yang sekarang," kata Juda, Kamis (12/6/2014).
Dalam perkembangan terbaru, pemerintah hanya akan memangkas belanja kementerian/lembaga Rp69,9 triliun dalam RAPBN Perubahan 2014, lebih sedikit dari rencana awal Rp100 triliun, karena mempertimbangkan kelangsungan proyek infrastruktur.
Dalam rapat kerja pembahasan RAPBN-P 2014 dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (11/6/2014) malam, pemerintah menyampaikan sejumlah langkah untuk menambah penerimaan negara, terutama dari sektor migas, dan menekan pembengkakan subsidi energi. Dengan demikian, belanja pemerintah pusat tidak perlu dikurangi terlalu banyak.