Bisnis.com, BEKASI—PT Cakar Bumi Integrasi (CBI) siap membenamkan investasi sebesar Rp2 Triliun untuk anggaran operasional transportasi massal Aeromovel sepanjang 12 km di Kota Bekasi.
Perwakilan dari PT CBI Siswanto memaparkan besaran anggaran itu di proyeksikan untuk membangun lintasan rel sepanjang 12 kilometer (km) yang membentang melintasi Perumahan Kota Harapan Indah-Kawasan Summarecon-Perumahan Kemang Pratama.
“Biaya pengerjaan dan sarana aeromovel sepanjang 12 Km sekitar Rp2 Triliun. Nilai itu lebih terjangkau dibanding MRT DKI Jakarta sejauh 40 Km dengan biaya Rp1 Triliun per 1 km,” paparnya, Selasa (10/6/2014).
Siswanto memaparkan Aeromovel merupakan sistem transportasi massal yang lebih terjangkau pembiayaannya dan lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi lainnya. Alat transportasi ini disebut Aeromovel yang sepintas mirip monorel, tapi keretanya digerakkan dengan teknologi blower (hembusan angin).
Aeromovel memakai teknologi hembusan dan tekanan angin yang tidak membutuhkan lahan luas untuk pengerjaannya.
Ketertarikan untuk menggarap proyek transportasi massal di Kota Bekasi, menurut Siswanto, karena melihat Kota Bekasi yang merupakan kota dengan pemukiman dan penduduknya lebih dari 1 juta jiwa. Pihaknya berharap Aeromovel menjadi pilot project perbaikan transportasi perkotaan.
“Biaya perawatan Aeromovel juga lebih murah," terang Siswanto.
Dia menguraikan bentuk nyata armada massal itu saat ini berada di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Kendaraan monorel buatan Brazil itu, ujarnya, telah bertahan selama 25 tahun lebih di TMII. Namun demikian, transportasi itu masih layak digunakan karena ramah lingkungan dan mudah perihal perawatan.
“Alat itu bertahan hingga sekarang. Teknologi ini pun telah dikembangkan di Brazil dan diaplikasikan di sana. Aeromovel sudah pada generasi ke tiga yang lebih canggih dan efisien. Sekarang justru digunakan untuk kelancaran perhelatan Piala Dunia di Brazil 2014," kata Siswanto.
Lintasan rel aeromovel itu akan mengitari tiga kecamatan di Kota Bekasi antara lain; Kecamatan Medansatria, Bekasi Barat dan Bekasi Selatan. Siswanto menyebut Aeromovel akan memakai sedikit lahan dan ramah lingkungan. Pihaknya menargetkan pembangunan lintasan dilakukan dalam waktu 1 tahun. Selain itu, rencana pembangunan akan disenergikan supaya tidak bentrok dengan perencanaan transportasi dari pemerintah pusat dan daerah.
“Armada yang digerakkan dengan hembusan angin ini bisa disinergikan dengan moda transportasi lainnya seperti busway dan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB), serta angkutan massal lainnya,” paparnya.