Bisnis.com, JAKARTA- Trust Securities memperkirakan laju nilai perdagangan dapat bergerak dalam kisaran surplus US$244 juta dan juga berpeluang terjadinya defisit US$ 46 juta.
Seperti diketahui hari ini, Senin (2/6/2014), Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan sejumlah data makro ekonomi dalam negeri, di antaranya neraca perdagangan dan inflasi.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan beberapa golongan barang yang berpotensi terjadi kenaikan impor a.l mesin dan peralatan listrik serta plastik dan barang dari plastik.
“Kami perkirakan laju nilai perdagangan dapat bergerak dalam kisaran surplus tipis US$244 juta dan juga berpeluang terjadinya defisit US$46 juta,” kata Reza dalam risetnya.
Dia mengemukakan neraca perdagangan dinilai masih variatifnya. Laju harga komoditas selama bulan Mei, kemungkinan kurang dapat membuat nilai volume ekspor dari sisi komoditas dapat menguat signifikan sehingga akan berpengaruh pada belum akan signifikannya nilai ekspor.
Di sisi lain, ujarnya, masih tingginya permintaan membuat nilai impor dapat mengalami peningkatan atau dapat dikatakan pertumbuhan nilai impor kemungkinan dapat melebihi pertumbuhan nilai ekspornya.
Sementara itu dari sisi ekspor, ujarnya, meski migas berpeluang melanjutkan kenaikannya, namun pertumbuhannya juga berpotensi lebih rendah dari nilai impornya.
Untuk barang-barang nonmigas yang berpotensi menopang ekspor a.l bahan bakar mineral dan minyak hewan.
Reza mengatakan dalam dua bulan terakhir angka inflasi menunjukkan penurunan, seiring turunnya sejumlah harga barang, terutama pada pada April yang terjadi deflasi.
“Tetapi apakah tren penurunan inflasi ini masih terjadi di bulan Mei? Belum tentu,” kata Reza.
Dalam pergerakan historisnya, tambah dia, laju inflasi pada bulan Mei cenderung terjadi kenaikan.
Dikemukakan dalam 3 tahun terakhir, hanya tahun 2012 yang menunjukkan angka penurunan inflasi dan tidak sampai terjadi deflasi.
Dalam kondisi di lapangan pun mulai terlihat adanya kenaikan harga terutama harga sembako di beberapa pasar sehingga dapat mempengaruhi laju inflasi nantinya.
Kelompok bahan makanan kemungkinan akan kembali menyumbang kenaikan inflasi diikuti kenaikan pada kelompok makanan jadi, minuman rokok, dan tembakau.
“Untuk inflasi Mei, estimasi kami berada pada kisaran inflasi 0,05% hingga inflasi 0,17%,” kata Reza.