Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) mendorong pentingnya reformasi logistik yang terdiri dari konektivitas di segala sisi guna menghadapi pelaksanaan ASEAN Economic Community 2015.
Ketua Umum ALFI Yuki Nugrahawan Hanafi mengatakan pihaknya mendorong program dan kebijakan reformasi logistik.
Isinya, menurut Yuki, yaitu pada harmonisasi dan sinkronisasi regulasi, infrastruktur, kebijakan fiskal pengembangan sumber daya manusia dan profesionalisme anggota.
Harmonisasi itu kata kuncinya, ujar Yuki, Sabtu (31/5).Poin-poin reformasi logistik itu terdiri dari penciptaan konektivitas kelembagaan, yaitu langkah-langkah pengaturan yang lebih fasilitatif yang diperlukan untuk meningkatkan aliran bebas barang di regional ASEAN.
Di antaranya fasilitasi perdagangan , bea cukai , dan logistik lainnya. Fasilitas perdagangan tersebut, termasuk penghapusan kendala pada pergerakan barang melintasi perbatasan.
Seperti deposito obligasi Form D, pembebasan fisik pemeriksaan pabean untuk barang yang mudah rusak , penerbitan izin angkutan dengan mengadaptasi praktik-praktik yang baik dari proses lintas batas diperkenalkan di Uni Eropa.
Selain itu, ALFI juga mendorong agar terjadi konektivitas fisik. Dalam hal ini, yaitu pemerintah perlu meningkatkan sarana dan prasarana di pelabuhan prioritas gateway, bandara , dan titik perbatasan.
Terlebih lagi, harus ada perbaikan infrastruktur cold chain dan penanganan kargo efisien tenaga kerja di perbatasan.
Sementara itu, para pelaku logistik inipun mendorong adanya konektivitas antar sumber daya manusia guna meningkatkan konektivitas bisnis dan kemitraan di antara pelaku yang bertanggung jawab.
Yuki memaparkan hal tersebut terdiri dari partisipasi sektor bisnis dalam membentuk strategi yang relevan dalam transportasi internasional dan logistik melalui pembentukan kurikulum logistik ASEAN pada ASEAN Federation Freight Forwarders Association ( AFFA ).