Bisnis.com, JAKARTA -- PT Freeport Indonesia menyatakan kesediaannya membayar jaminan kesungguhan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral sebagaimana diwajibkan pemerintah.
Nilai jaminan tersebut mencapai US$100 juta. Namun, uang jaminan tersebut belum diserahkan ke pemerintah.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Rozik B. Soetjipto mengatakan pihaknya berkomitmen membayar uang jaminan tersebut, tetapi dia mengakui uang jaminan tersebut belum diserahkan ke pemerintah.
"Uang jaminan belum dimasukan, tapi kami sudah komitmen," jelasnya, Rabu (28/5/2014).
Rozik menyebutkan pembangunan smelter berkapasitas serap 1,6 juta ton konsentrat tembaga itu membutuhkan dana investasi sebesar US$2,3 miliar. Untuk itu, pihaknya akan menggandeng PT. Aneka Tambang Tbk.
"Kami menggandeng Antam, tetapi masih dalam tahap negosiasi. Kalau kami mintanya kepemilikan mayoritas," jelasnya.
Sementara, berkaitan dengan studi kelayakan pembangunan, Rozik menyatakan pihaknya sudah menyampaikan hasil pra studi kelayakan (pre feasibility study) ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pembangunan smelter.
"Sudah kami laporkan ke pak Dirjen (Mineral dan Batubara Kementerian ESDM), jadi lokasinya di daerah Gresik, " katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
