Bisnis.com, JAKARTA – Ditjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral masih menyusun soal spesifikasi teknis dari konfigurasi hasil kilang berkapasitas 300.000 barel per hari.
Dirjen Migas Edy Hermantoro mengungkapkan [terutama] bila hasil produk dari kilang tersebut berupa produk minyak dan petrokimia, meski belum ada perincian soal persentase kedua produk tersebut.
Dia meyakini penggabungan kedua produk tersebut dalam satu kilang akan meningkatkan keekonomian kilang, sehingga dapat menarik investor. Menurutnya, selama ini Indonesia mengimpor BBM dan produk petrokimia dalam jumlah tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Jika keduanya digabungkan, selain menekan impor BBM dan produk petrokimia, juga menjadi nilai tambah bagi keekonomian kilang sehingga dapat menarik investor untuk bersama pemerintah membangun kilang baru,” ujarnya seperti dikutip dari situs Ditjen Migas, Jumat (23/5/2014).
Adapun, bocoran mengenai produk minyak yang dihasilkan telah terungkap yakni hanya akan memproduksi minyak dengan RON di atas 88. Meskipun demikian, pemerintah masih membahas soal aturan lelang kilang tersebut.
Namun, pemerintah telah menyediakan lahan di Bontang, Kalimantan Timur dengan lahan seluas 900 hektare. Meskipun, pemerintah menyatakan telah mendapat alokasi minyak mentah dari Irak sebanyak 300.000 barel per hari. “Tidak tertutup kemungkinan, pasokan minyak mentah juga diupayakan oleh investor,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai offtaker, masih akan dibahas lebih lanjut apakah diambil seluruhnya oleh dalam negeri atau gabungan antara investor dan dalam negeri. Hanya saja, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah menyatakan bila hasil kilang tersebut nantinya dibeli oleh Pertamina untuk memenuhi kebutuhan domestik.