Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KKP Kembangkan Energi Laut 60.000 Megawatt

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus kembangkan teknologi energi laut, khususnya energi arus laut (ocean current energy) dan energi panas laut (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) yang berpotensi hingga 60.000 megawatt.
Pembangkit Listrik Tenaga Energi Laut. KKP kembangkan Energi Laut 60.000 MW/Antara
Pembangkit Listrik Tenaga Energi Laut. KKP kembangkan Energi Laut 60.000 MW/Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus kembangkan teknologi energi laut, khususnya energi arus laut (ocean current energy) dan energi panas laut  (Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC) yang berpotensi hingga 60.000 megawatt.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, melalui Pusat Pengkajian dan Perekayasaan Teknologi Kelautan dan Perikanan (P3TKP), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (BalitbangKP), pihaknya aktif dalam penelitian diversifikasi energi dari laut. 

“KKP melalui P3TKP Balitbang KP telah menyusun rancangan peta jalan [roadmap] khususnya untuk penelitian dan pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut [PLTAL] dan perencanaan untuk OTEC,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/5/2014).

Program ini diharapkan dapat mendukung pengembangan dan pemanfaatan energi laut Indonesia. Mengingat, berdasarkan peta potensi energi laut Indonesia yang dikeluarkan  Kementerian ESDM dan Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI), potensi listrik yang dapat dihasilkan dari energi laut Indonesia mencapai  60.000 megawatt.

“BalitbangKP, khususnya P3TKP dan BBRPSE, berperan aktif dalam ASELI sebagai wadah bersama dengan kementrian/lembaga untuk memajukan penelitian dan pengembangan dibidang energi laut,” katanya

Kepala Balitbang KP Achmad Poernomo pada acara Focus Group Discussion (FGD) Arah Kebijakan Pembangunan Kelautan di ITB, Bandung, Kamis (22/5) menjelaskan, untuk implementasi double track program litbang teknologi energi laut, KKP telah menginisiasi beberapa kegiatan. 

“Diantaranya, pada 2010 untuk skala kecil, P3TKP memulai kegiatan litkayasa energi arus laut (EAL) dengan pemilihan lokasi dan perhitungan potensi EAL di wilayah tertentu,” bebernya.

Sementara, pada 2011, pembuatan desain, dan prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (vertical axis drag release single turbine) kapasitas 5 Kw.  Pada 2012, ujicoba lapangan di outlet Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap  (PLTGU) Perusahaan Listrik Negara Layanan Jawa Bali (PLN-JB) Muara Karang Jakarta Utara.

“Tahun 2103-2014 dilakukan evaluasi teknis performa PLTAL yang telah diujicobakan dan pengembangan PLTAL tipe twin turbine untuk kapasitas 2 x 5 Kw,” ujarnya.

Untuk program litbang teknologi energi laut skala besar, tambah Achmad, KKP berencana bekerjasama dengan beberapa turbine developer dunia seperti Sabella Perancis dan  Andritz  Austria dengan menyediakan data potensi energi arus laut di salah satu lokasi yang diusulkan oleh ESDM dan ASELI yaitu Selat Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Hasil survei hidro-oseanografi dan pemodelan 3D,  Selat Larantuka, menunjukkan bahwa kecepatan arus maksimum dapat mencapai 189,5 cm/s -285,9 cm/s.  Jenis pembangkit listrik tenaga arus pasang surut yang dipilih perairan Selat Larantuka adalah tipe turbin bawah laut yang dikeluarkan  Sabella, perusahaan  Perancis.

Sementara, tipe energi laut lainnya yang memiliki potensi untuk pengembangannya adalah OTEC, dengan memanfaatkan perbedaan panas laut.  Menurutnya, banyak kandidat lokasi untuk pengembangan OTEC.

“Bahkan kerjasama dengan Jepang saat ini sedang diinisiasi untuk kemungkinan implementasi di salah satu perairan Indonesia,” tambahnya.

 

Energi Fosil Menipis

Menurut Achmad, pemanfaatan energi baru terbaharukan  harus segera ditingkatkan, mengingat cadangan energi fosil  semakin menipis.  Program ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Umum Energi Nasional.

Pemerintah telah memutuskan untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak dari 50% menjadi 23%, serta meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan dari 6% menjadi 23% pada 2025.

“Salah satu sumber daya energi terbarukan yang potensial adalah pemanfaatan pergerakan air laut secara vertikal, yaitu dalam bentuk pasang surut air laut atau arus,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Giras Pasopati
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper