Bisnis.com, JAKARTA-- Kementerian Perindustrian menyatakan tutupnya dua pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) milik PT HM Sampoerna disebabkan oleh tren pasar yang berubah dari rokok kretek konvensional menjadi rokok kretek mild/filter.
Dirjen Industri Agro Kemenperin Panggah Susanto mengatakan pasar rokok sangat mendikte pole produksi di pabrik rokok. Adapun sepanjang dua tahun terakhir, tren/selera pasar berubah dengan cepat. Rokok kretek konvensional mulai ditinggalkan oleh para konsumennya.
“Ya karena ini, pihak Sampoerna sudah bertemu baru saja, tidak ada alasan lain. Karena memang tren pasar yang berubah, dua tahun terakhir permintaan rokok SKT turun terus,” kata Panggah di Jakarta, Senin (19/5/2014).
HM Sampoerna diketahui memutuskan untuk menutup dua dari tujuh pabrik SKT dan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 4.900 karyawannya. Mulai 31 Mei 2014, HM Sampoerna menutup pabrik SKT di Lumajang dan Jember, Jawa Timur. Panggah mengatakan pihaknya tidak bisa melarang keputusan perusahaan itu lantaran kondisi pasar yang memang sudah tak bisa diharapkan lagi.
“Saya berpesan, uang PHK dan sebagainya itu diselesaikan. Kemudian, hak lebaran dan lainnya juga harus diberikan, harus ada plus-nya setidaknya,” tambahnya.
Dia menegaskan ditutupnya dua pabrik tersebut tidak ada hubungannya dengan cukai rokok atau isu apapun. Penutupan murni lantaran perubahan preferensi. Dia meminta agar semua pihak jangan mengaitkannya dengan kondisi ekonomi atau hal-hal yang bisa menimbulkan kesalahpahaman. “Belum ada kabar dari perusahaan lain, mungkin arahnya ke situ ya, semoga yang bisa dicegah masih bisa dicegah.”
Saat ini, jumlah produksi rokok kretek tangan dua tahun lalu mencapai 74 miliar batang. Sedangkan pada kuartal I/2014, produksi hanya 15 miliar batang. “Hitung saja setahun, paling hanya 45 miliar batang, produksi menurun juga.”
Tren Pasar Berubah, Sampoerna Tutup 2 Pabrik SKT
Kementerian Perindustrian menyatakan tutupnya dua pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT) milik PT HM Sampoerna disebabkan oleh tren pasar yang berubah dari rokok kretek konvensional menjadi rokok kretek mild/filter.n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
![Anggaran Dipangkas, KLH Andalkan PNBP Rp1,18 Triliun](https://images.bisnis.com/thumb/posts/2025/02/07/1837800/kementerian_lingkungan_hidup_klh_1738915406.jpg?w=184&h=104)
23 menit yang lalu
Anggaran Dipangkas, KLH Andalkan PNBP Rp1,18 Triliun
![Alasan Pengusaha Bersikeras Harga Batu Bara DMO Naik](https://images.bisnis.com/thumb/posts/2025/02/07/1837773/18102023-bi-dul-23-tambang_ptba-05_1714007354.jpg?w=184&h=104)
29 menit yang lalu
Alasan Pengusaha Bersikeras Harga Batu Bara DMO Naik
![Astra Infra Pastikan Kesiapan 8 Ruas Tol Jelang Mudik Lebaran](https://images.bisnis.com/thumb/posts/2025/02/07/1837794/08042024-bi-bio-24-tol_cikampek_mudik_7_1720579900.jpg?w=184&h=104)
36 menit yang lalu
Astra Infra Pastikan Kesiapan 8 Ruas Tol Jelang Mudik Lebaran
![Segini Harga Ideal Batu Bara untuk DMO](https://images.bisnis.com/thumb/posts/2025/02/07/1837772/ptba2_1727218150.jpg?w=184&h=104)
37 menit yang lalu
Segini Harga Ideal Batu Bara untuk DMO
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
![Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper](https://cdn.bisnis.com/bisnis-web/assets/images/QR-bisnis-indonesia.jpg?id=8ab86a2c2907829efb031a93eac7742c)