Bisnis.com, JAKARTA — Selain pertanian, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) juga memaparkan visi dan misinya di bidang kelautan ketika memimpin Indonesia, negara dengan garis kepulauan terpanjang kedua di dunia.
Gubernur DKI Jakarta yang nonaktif pada 1 Juni 2014 itu banyak menyoroti mengenai pembangunan kapasitas nelayan Indonesia, terutama apabila berhadapan dengan nelayan dari negara-negara lain.
Pertama, Jokowi menyoroti kalah bersaingnya nelayan lokal yang diakibatkan kekalahan teknogi dibandingkan dengan nelayan asing. Hal itu, tutur Jokowi, menjadi salah satu penyebab melonjaknya harga ikan di pasaran.
"Kapal-kapal negara lain yang masuk ke laut kita sudah komplet. Ada kapal sepuluh, yang sembilan nangkap, yang satunya untuk pengalengan. Langsung dikalengkan. Kenapa kita tidak bisa seperti itu. Padahal sebenarnya bisa," kata Jokowi, di laman Facebook PDI-P, Kamis (15/5/2014).
Berikutnya, Dia juga menjanjikan jika terpilih sebagai presiden akan menyediakan kapal-kapal modern untuk para nelayan, yang disertai dengan pelatihan bagi para nelayan.
"APBN kita gede banget, hampir Rp 1.700 triliun. Berapa sih biaya beli kapal? Murah sekali. Dan berikan nelayan pelatihan, jangan yang gratisan karena itu tidak mendidik. Saya paling tidak setuju dengan yang gratisan," tukasnya.