Bisnis.com, JAKARTA – Tak hanya memaparkan visi dan misinya di bidang Pertanian dan Kelautan. Calon Presiden Jokowi juga angkat bicara di bidang energi, Salah satunya soal besarnya subsidi bahan bakar minyak dan subsidi listrik yang dinilai memberatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Menurutnya, pemerintah akan lebih tepa memaksimalkan pemanfaatan gas dan batu bara yang harganya jauh lebih murah ketimbang memberikan subsidi bahan bakar minyak.
"Contohnya untuk listrik. Subsidi listrik itu mencapai Rp 70 triliun. Tapi kenapa listrik pakai BBM, kenapa tidak pakai batubara?" ujarnya seperti dikutip dari laman Facebook PDI-P, Kamis (15/5/2014).
Dia menduga selama ini ada pihak-pihak yang mengambil keuntungan dari besarnya subsidi bahan bakar minyak dan listrik. Permasalahan inilah yang dituding sebagai penyebab dilakukannya kebijakan yang sebenarnya lebih banyak merugikan kas APBN tersebut.
"Kenapa harus kita lakukan terus menerus? Karena ada yang mengambil keuntungan besar dari sana. Dan keuntungannya itu dibagi-bagi. Saya sudah tahu. Dulu waktu di Solo belum tahu. Tapi setelah di Jakarta jadi tahu semuanya," kata mantan Wali Kota Solo itu.
Namun, jelasnya, bila ada program konversi bahan bakar minyak ke gas atau batu bara maka akan bisa menghemat anggaran hingga Rp70 triliun per tahun. “Jadi ada efisiensi anggaran,” ujarnya.