Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Tarif Listrik: Asosiasi Perusahaan Ban Khawatirkan Pengangguran

Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia khawatir lonjakan tarif listrik golongan industri dapat memicu pengangguran.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA--Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) khawatir lonjakan tarif listrik golongan industri dapat memicu pengangguran.

Kenaikan tarif listrik bertahap hingga pengujung 2014 ini mendorong perusahaan melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi yang bentuknya dapat berupa pengurangan tenaga kerja.

Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan energi listrik sangat dibutuhkan bagi operasional pabrik ban. “Kalau naiknya sampai 64%, efeknya luar biasa. Potensi kerugian ada tapi belum ada laporan dari anggota,” katanya kepada Bisnis, Senin (12/5/2014).

Seperti diketahui, kenaikan tarif tenaga listrik (TTL) yang ditetapkan untuk pelanggan golongan I-3 go public dan I-4 sebesar 38,9% dan 64,7%. Lonjakan TTL bertahap ini dilakukan pada Mei, Juli, September, dan November 2014.

Pelanggan I-3 adalah perusahaan yang melantai di bursa efek Indonesia dengan konsumsi listrik di atas 200 kilovolt ampere (KvA) - 30.000 Kva. Sedangkan golongan I-4 ialah perusahaan dengan pemakaian daya lebih dari 30.000 KvA.

Dari 13 pabrikan ban yang tergabung dalam asosiasi diperkirakan menyerap tenaga kerja sekitar 40.000 orang dengan penghasilan di atas upah minimum regional (UMR).

“Belum selesai persoalan UMR sekarang datang soal listrik, biaya produksi jelas akan bengkak,” ucap Azis.

APBI tak mau pemerintah melimpahkan beban subsidi kepada pelaku bisnis saja. Jika geliat industri lemah, yang rugi tak hanya pemerintah lantaran penerimaan pajak susut melainkan pula serapan tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper