Bisnis.com, JAKARTA – PT Perta-Samtan Gas optimistis mampu memperluas jangkauan pasokan gas elpiji (liquid petroleum gas/LPG) di dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan impor komoditas energi tersebut.
Direktur Operasional PT Perta-Samtan Gas Budi Yana menjelaskan produksi kilang tersebut mampu menghasilkan 710 metrik ton (MT) elpiji per hari atau setara dengan 4,5% kebutuhan LPG Nasional.
Kilang hasil patungan antara PT Pertamina Gas (66%) dan Samtam Co dari Korea (34%) ini juga menghasilkan kondesat 2.299 barel per hari, dengan bahan baku gas 250 MMscfd dari Pertamina EP Sumatera.
“Tahun lalu [2013], kilang ini mampu memproduksi 123.800 metrik ton LPG dan memasok kebutuhan LPG di wilayah Sumatra Selatan dan sekitarnya. Target kami, akan memasok kebutuhan LPG domestik sebesar 204.000 MT,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (12/5/2014).
Saat ini, jelasnya, produksi LPG Perta-Samtan Gas telah mampu memenuhi kebutuhan daerah lain seperti Kalimantan, Lampung, dan Jambi. Pencapaian tersebut merupakan harapan baru bagi Pemerintah yang akan menuntaskan program konversi minyak tanah ke LPG.
Menurut Direktur Utama PT Pertamina Gas Hendra Jaya, produksi LPG ini akan memperkuat bisnis pemrosesan gas Pertagas, sebagai induk Perta-Samtan.
“Target 2014, bisnis pemrosesan gas milik Pertagas ini akan meningkat dua kali lipat menjadi lebih dari 450 ton per hari,” katanya.
Saat ini, bisnis pemrosesan gas telah menghasilkan produk LPG, Natural Gas Liquids (NGL), Compressed Natural Gas (CNG ) dan Regasifikasi.
“Sebagai perusahaan gas, bisnis kami cukup luas. LPG diproduksi Perta-Samtan Gas, CNG di Mother Station di Bitung, Tangeran Banten, dan NGL di Pondok Tengah, Bekasi serta Regasifikasi Gas Arun yang rencananya akan beroperasi Oktober 2014,” katanya.
Untuk diketahui, terdapat dua kilang LPG di Sumatra, yakni selain di Banyuasin, Pertamina juga memiliki kilang di Seigerong Plaju Palembang yang sudah beroperasi sejak lama. Sementara itu, kilang Perta-Samtan Gas di Banyuasin baru beroperasi 2013.