Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angka Kematian Nelayan Meningkat 3 Kali Lipat

Sejak tiga tahun terakhir, angka kematian nelayan di Indonesia terus mengalami peningkatan. Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mencatat di tahun 2010, angka kematian nelayan sebanyak 83 orang. Sedangkan tahun 2013 lalu, angka ini melonjak hampir tiga kali lipat menjadi 225 orang.
Nelayan mengangkat hasil tangkapan. Angka kematian mereka terus meningkat/JIBI
Nelayan mengangkat hasil tangkapan. Angka kematian mereka terus meningkat/JIBI

Bisnis.com, Jakarta—Sejak tiga tahun terakhir, angka kematian nelayan di Indonesia terus mengalami peningkatan.

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mencatat  pada 2010, angka kematian nelayan mencapai  83 orang. Sedangkan tahun 2013 lalu, angka ini melonjak hampir tiga kali lipat menjadi 225 orang.

“Kecenderungan angka kematian [nelayan] ini terus meningkat, istri nelayan yang melaut selalu was-was setiap harinya, khawatir apakah suami mereka bisa kembali atau tidak setelah berangkat,” kata Sekretaris Jenderal Kiara, Abdul Halim kepada Bisnis.com, Jumat (9/5/2014).

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, ada 2,7 juta nelayan yang bekerja di sektor ini dan mengoperasikan sekitar 557.140 kapal di Indonesia.

Menurut Halim, nelayan juga seharusnya bisa mendapatkan layanan jaminan keselamatan dan asuransi jiwa layaknya profesi lain. Bahkan penghasilan seorang nelayan sekali pulang melaut, bisa melebihi pegawai kantoran.

“Namun budaya nelayan dalam menyimpan penghasilannya tidak sama dengan pegawai kantoran. Tapi mereka seharusnya tetap bisa mendapatkan layanan keselamatan dan asuransi, karena punya penghasilan yang bisa diprediksi setiap kali melaut,” kata Halim.

Berdasarkan hasil penelitian bersama dan peran partisipatif nelayan di dua tempat, yakni Indramayu Jawa Barat dan Lampung, para nelayan belum punya jaminan keselamatan dan asuransi jiwa. Bahkan banyak dari nelayan dan anggota keluarganya yang masih harus berjuang mengatasi masalah kesehatan mereka tanpa jaminan sosial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan
Editor : Ismail Fahmi
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper