Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku usaha kelapa sawit menilai sudah saatnya industri crude palm oil (CPO) melakukan praktek perkebunan berkelanjutan, mengingat komoditas itu yang telah menjadi salah satu kontributor penting dalam pembangunan perekonomian hijau, baik di level nasional maupun regional.
Berdasarkan data Oil World pada 2012, di Indonesia produktivitas minyak kelapa sawit mencatatkan angka 4,17 ton/ha/tahun, jauh berada di atas minyak canola yang hanya 0,75 ton/ha/tahun dan minyak kedelai yaitu 0,4 ton/ha/tahun.
Padahal, kedelai memakan areal sebesar 41% dari total luas areal perkebunan di seluruh dunia yang sebesar 253,92 juta ha, sedangkan canola sebesar 13%.
“Melalui pengelolaan berkelanjutan, perkebunan kelapa sawit di Indonesia mampu menghasilkan devisa dalam jumlah besar dengan melibatkan begitu banyak tenaga kerja,” ujar Franky Oesman Widjaja,
CEO Golden Agri Resources Ltd., di Forests Asia Summit 2014, Senin (5/5/2014).
Franky menjelaskan sampai saat ini minyak kelapa sawit mentah memasok hampir 30% dari total kebutuhan minyak nabati dunia melalui perkebunan yang luasnya hanya sekitar 5% dari keseluruhan perkebunan penghasil minyak nabati.
Dari sisi produktivitas, lanjutnya, minyak kelapa sawit mentah adalah produk perkebunan unggulan mengingat luas keseluruhan perkebunan kelapa sawit yang ada jauh berada di bawah luas perkebunan penghasil minyak nabati lainnya.