Bisnis.com, SEMARANG — Harga rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Jawa Tengah naik Rp20 juta per unit dari harga sebelumnya Rp88 juta menjadi Rp118 juta per unit.
Perubahan yang ditetapkan per 1 Mei 2014 merupakan tindak lanjut keputusan Kementrian Perumahan Rakyat atas kenaikan harga rumah bersubsidi atau yang dibiayai melalui FLPP.
Ketua DPP REI Jateng Ihsan Hidayat mengatakan kenaikan rumah tersebut berlaku untuk tipe 36 dengan luas tanah minimal 60 meter persegi yang kenaikannya dinilai masih layak.
“Kenaikan cukup layak mengingat biaya produksi dan nilai investasi tanah perkembangannya pesat,” ujarnya, Senin (5/5/2014).
Menurutnya, patokan harga baru tersebut mendorong kelanjutan pengembang untuk meneruskan proyek perumahan sederhana atau sejahtera sehat yang sempat terhenti karena menunggu keputusan patokan harga.
Harga patokan lama untuk FLPP Rp88 menurut Ihsan sempat mengalihkan pengembang sektor ini ke perumahan komersil untuk mengejar pasar.
“Harga baru yang ditetapkan diharapkan bisa kembali menggairahkan produksi rumah sederhana karena harga sudah dianggap sesuai,” lanjutnya.
Direktur PT Ajisaka selaku pengembang rumah sederhana Griya Karya Adiguna Ungaran Sudjadi menuturkan kenaikan harga itu bisa menutup lonjakan harga tanah sekaligus menyelaraskan dengan kenaikan harga sejumlah material bangunan.
“Nilai patokannya cukup pas Rp118 juta, meskipun angka itu di bawah nilai yang pengembang ajukan Rp125 jutaan,” tuturnya.
Pemberlakuan harga baru yang ditetapkan per 1 Mei itu, oleh beberapa pengembang di Jateng termasuk Sudjadi, baru akan diberlakukan per Juni sekaligus sebagai persiapan untuk kembali melakukan pengembangan rumah sederhana.
Bulan ini, ujarnya, Griya Karya Adiguna masih akan memberlakukan harga lama Rp88 juta untuk rumah tipe 36 dengan luas tanah 72 meter persegi. Perubahan dan penawaran secara resmi dengan harga baru akan disesuaikan bulan depan.
Adapun, DPD REI Jateng mencatat keanggotaan sebanyak 180 pengembang dengan jumlah 100 diantaranya terdaftar sebagai pengembang rumah sederhana dengan pengerjaan proyek yang eksis di Cilacap, Tegal dan Wonosobo.
Aturan FLPP diharapkan mendorong pengembang di kabupaten/kota lain di Jateng untuk kembali mengembangkan rumah sederhana, mengingat kebutuhan backlog provinsi ini mencapai 300.000 unit dengan target tahun ini memenuhi 10.000 unit.