Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara intensif terus berupaya mengembangkan kawasan budidaya laut atau marikultur demi menggenjot potensi lahan budidaya laut nasional yang baru dimanfaatkan kurang 2%.
Sharif Cicip Sutardjo, Menteri Kelautan dan Perikanan mengatakan, prospek pengembangan marikultur dapat dikembangkan mulai wilayah garis pantai kurang dari 4 mil, area pantai 4 – 12 mil hingga pada area lepas pantai atau off shore diatas 12 mil.
“Apalagi luas indikatif potensi lahan budidaya laut nasional mencapai 4,58 juta ha dan baru dimanfaatkan kurang dari 2%,”ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (3/52014).
Menurut Sharif, komoditas budidaya laut mempunyai nilai ekonomis tinggi, dimana permintaan komoditas marikultur cenderung semakin meningkat dari tahun ke tahun. Ke depan, komoditas ini mempunyai peluang pasar yang terus semakin besar.
“Pasar untuk komoditas marikultur masih terbuka luas. Terutama ikan kakap putih dan kakap merah yang mirip dengan rasa ikan Cod/Gindara,” katanya.
Adapun ikan Cod/Gindara ini merupakan ikan premium yang diterima baik di pasar AS, Australia, Jepang, dan Eropa. Untuk itu, pengembangan kawasan marikultur ini tentunya menjadi peluang yang harus kita manfaatkan secara optimal.
Sharif menjelaskan, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi area pengembangan budidaya laut sangat potensial. Dengan luas mencapai 2.642 Ha dan tingkat pemanfaatannya sampai 2011 baru mencapai 115,03 ha, menjadi peluang bagi para penggiat perikanan khususnya di Provinsi NTB.
Selain potensi wilayah yang masih luas, NTB juga memiliki potensi jenis komoditas budidaya laut yang cukup banyak, baik jenis ikan maupun jenis rumput laut. Sebagai contoh, pengembangan usaha budidaya kerapu, kakap, bawal merupakan komoditas yang sangat prospektif, dan pasarnya cukup luas untuk Asia maupun Eropa.
“KKP akan terus mendorong usaha budidaya laut dapat berkembang sejalan dengan penguasaan teknologi dan peluang pasar baik lokal maupun ekspor,” tegasnya.