Bisnis.com, JAKARTA—Wakil Ketua Komite Tetap Penempatan Tenaga Kerja Kadin Iftida Yasar mengatakan kurikulum pendidikan di Indonesia harus segera dibenahi untuk memacu penyerapan lulusan.
“Saat ini, tenaga kerja banyak tidak terserap lantaran tidak match dengan kebutuhan industri,” katanya, Minggu (4/5/2014).
Saat ini kurikulum pendidikan sama sekali belum mengacu pada penyiapan tenaga kerja. “Banyak buruh mengenal etos dan disiplin kerja di lingkungan perusahaan. Padahal, etos dan disiplin kerja sudah harus ditanamkan sejak calon tenaga kerja masih mengenyam pendidikan di sekolah formal.”
Dulu saat investasi industri padat karya banyak masuk, tenaga kerja unskill banyak terserap karena dinilai masih match dengan kebutuhan industri. “Namun sekarang investasi industri yang banyak masuk justru padat modal. Maka dari itu, pemerintah perlu segera mengubah orientasi lulusan.”
Menanggapi desakan itu, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan Santi Ambarukmi mengatakan pemerintah segera menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri.
“Namun dengan berlakunya kurikulum yang baru tersebut, tidak serta merta lulusan yang sesuai dengan keinginan dunia usaha akan didapat pada tahun ini. Implementasi kurikulum pendidikan yang selaras tersebut memerlukan wakt minimal 3 tahun,” katanya.