Bisnis.com, JAKARTA—Kalangan pengusaha meminta kepada Kementerian Pendidikan untuk segera menyelaraskan kebutuhan kerja ke dalam kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri untuk mendongkrak peningkatan kompetensi lulusan.
Ketua Komite Tetap Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Pemberdayaan Tenaga Kerja Frans Go mengatakan etos, sikap, dan perilaku dalam dunia kerja perlu segera dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan.
Minimal untuk kurikulum sekolah menengah kejuruan yang diproyeksikan mencetak lulusan siap kerja. “Jadi begitu mereka lulus, sudah siap kerja. Pengusaha sebagai user, tidak perlu lagi mendidik etos, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja,” katanya, Minggu (4/5/2014).
Saat ini, pemerintah sama sekali belum menyiapkan lulusan yang siap kerja, terutama jika dilihat dari etos kerja lulusan. Saat menerima lulusan baru ke dunia kerja, mayoritas pengusaha harus memberikan waktu pelatihan lebih lama untuk mematangkan etos dan sikap kerja pekerja barunya.
Dengan mengintegrasikan komponen tersebut ke dalam kurikulum pendidikan, lulusan akan lebih kompeten terutama jika dilihat dari etos dan kesiapan menerima pekerjaan. “Hal itu akan berdampak pada produktivitas industri di Tanah Air. Dengan itu, kami yakin produktivitas industri segera membaik.”
Menanggapi desakan itu, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan Santi Ambarukmi mengatakan pemerintah segera menyelaraskan kurikulum pendidikan dengan kebutuhan industri.
“Namun dengan berlakunya kurikulum yang baru tersebut, tidak serta merta lulusan yang sesuai dengan keinginan dunia usaha akan didapat pada tahun ini. Implementasi kurikulum pendidikan yang selaras tersebut memerlukan wakt minimal 3 tahun,” katanya.