Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah dinilai perlu mewaspadai dampak dari badai El Nino yang diprediksi datang lebih awal dan mengancam produksi bahan pangan pokok nasional, sehingga keran impor berpeluang kembali dibuka lebar dan menciderai neraca perdagangan.
Guru Besar Jurusan Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santoso memprediksi El Nino dapat mengganggu produksi padi tahun ini hingga 1%-2% dari tahun lalu.
Akibatnya, kemungkinan impor beras tahun ini akan melebihi 1,5 juta ton.
“El Nino terutama akan menjadi ancaman bagi produksi padi 2014. Bila datang lebih cepat sesuai perkiraan, maka produksi padi 2014 akan sama atau bahkan lebih rendah dibandingkan 2013. Dengan demikian, impor beras diperkirakan meningkat,” jelasnya kepada Bisnis, Jumat (25/4/2014).
Menurut Dwi, potensi stagnasi atau bahkan penurunan produksi padi sebenarnya bisa diseimbangkan melalui fokus untuk memicu produksi palawija, terutama jagung dan kedelai. “Sehingga penyediaan bibit dan sarana produksi lainnya untuk palawija perlu ditingkatkan.”
Data angka sementara (Asem) dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan produksi padi 2013 adalah 71,29 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 3,24% dari 2012.
Angka itu setara dengan produksi beras sekitar 44,82 juta ton, dengan perhitungan produksi beras setara dengan 62,87% dari total produksi padi.
Terkait El Nino sendiri, awal pekan ini Badan Meteorologi Australia melaporkan gelombang panas tersebut akan menghempas Asia Pasifik awal Juli, lebih cepat dari perkiraan.
Akibatnya, musim kemarau berkepanjangan akan melanda kawasan tersebut, sebelum bergerak membawa musim hujan panjang di Amerika Serikat.
Tidak seperti di AS, badai El Nino di Pasifik selatan akan mengacaukan iklim di Indonesia dan Brasil, sehingga musim panas akan menjadi lebih kering dari seharusnya.
Akibatnya, menurut prediksi Pemerintah Australia, gelombang gagal panen di Asia tidak akan terhindarkan.
Bank Indonesia memperkirakan padi yang rusak atau gagal panen akibat gelombang panas itu mencapai 300.000 ton.
Angka itu sebenarnya lebih kecil ketimbang kerusakan akibat El Nino pada 1997 yang mencapai 700.000 ton.
Pada 2006, El Nino juga mengakibatkan gangguan produksi padi sebesar 300.000 ton.