Bisnis.com, JAKARTA – Rencana pembangunan kilang minyak berkapasitas 300.000 barel per hari di Bontang Kalimantan Timur masih terkendala soal pembebasan lahan sehingga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta masalah itu cepat diselesaikan.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengakui pembangunan infrastriktur kilang Bontang masih terkendala masalah lahan dan fasilitas penunjang seperti pelabuhan.
“Untuk pembebasan lahan itu tidak mudah. Pembangunan kilang itu dibutuhkan lahan sekitar 600 sampai 1.000 hektare,” ujarnya, seperti dikutip dari situs resmi Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Selasa (15/04/2014).
Menurutnya, pemilihan lokasi di Bontang bukanlah asal-asalan, melainkan telah melalui kajian dari PT Indonesian Bulk Terminal (IBT), Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) Institut Teknologi Bandung dan Pertamina.
Proses yang kini tengah dibahas adalah soal harus adanya fasilitas pendukung termasuk pelabuhan. Pasalnya, pembangunan kilang tersebut harus memiliki pelabuhan laut dalam karena nantinya untuk membawa minyak mentah menggunakan kapal Very Large Crude Carriers (VLCC).
Dia mengemukakan dalam waktu dekat akan mengundang investor yang betul betul serius. “Kita berikan mereka terms of reference (TOR), terutama yang menyangkut masalah persyaratan. Nantia akan kita permudah sehingga harapannya pembangunan kilang 300.000 BOPD ini bisa berjalan,” ujarnya.