Bisnis.com, JAKARTA--Penguatan fundamental ekonomi nasional yang dicapai pemerintah dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir merupakan indikasi bekerjanya mesin-mesin kebijakan pembangunan ekonomi yang harus terus dipertahankan dan ditingkatkan di masa mendatang.
Oleh karena itu, Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, baik pemilihan anggota legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) sebagai masa peralihan kepemimpinan membutuhkan komitmen besar melanjutkan sejumlah program yang sementara berjalan.
“Desain pembangunan ekonomi dalam lima tahun ke depan (2014-2019) membutuhkan visi kepemimpinan yang kuat,” kata Firmanzah, guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, sebagaimana dilansir laman Setkab, Selasa (8/4/2014).
Dia menjelaskan bagaimana penguatan fundamental dibangun pemerintah dalam kurun waktu 10 (Sepuluh) tahun terakhir. Ia menyebutkan, pertumbuhan ekonomi nasional terusdipertahankan positif di kisaran 5%-6%dengan inflasi 4,5% (plus minus 1).
Di sisi lain, cadangan devisa terus menguat akibat bergerak naiknya kinerja neraca perdagangan yang mendorong penurunan defisit transaksi berjalan dan neraca pembayaran.
“Bank Indonesia memprediksi defisit neraca transaksi berjalan periode kuartal-1 tahun 2014 akan berada di kisaran 2% (dari PDB), dan ditargetkan akan berada di bawah 3% hingga di akhir 2014,” ungkap Firmanzah seraya menyebutkan perbaikan neraca transaksi berjalan ini banyakdisumbangkan oleh perbaikan kinerja neraca perdagangan dengan tren meningkat.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan itu lantas menunjukan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), dimana neraca perdagangan kembali melanjutkan tren surplus periode Februari 2014sebesar US$785,3 juta.
“Ekspor naik 0,68% (US$14,57) dari bulan sebelumnya,sementara impor turun 7,58% (US$13,79),” jelasnya.
Berlanjutnya surplus neraca dagang itu, lanjut Firmanzah, telah mendorong peningkatan cadangandevisa yang juga melanjutkan tren penguatan. Hingga akhir Maret 2014, cadangan devisa mencapai US$102.6 miliar atau naik dari posisi US$99,4 miliar pada Desember 2013.
Namun dijelaskan Firmanzah, peningkatan cadangan devisa itu juga disumbangkan oleh capital inflow sepanjang periode Januari-Maret 2014.
Ia menyebutkan aliran dana yang masuk sepanjangJanuari-Maret 2014 baik yang masuk melalui pasar modal maupun pembelian Surat Berharga Negara(SBN) mencapai US$5,7 miliar.