Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Forwarder Cemaskan Sistem Penjadwalan Truk di Priok

Perusahaan forwarder dan jasa pengurusan transportasi (JPT) di Pelabuhan Tanjung Priok mencemaskan sistem baru terhadap kegiatan penjadwalan trailler masuk Pelabuhan Tanjung Priok atau terminal booking & return cargo system (TBRS).
TBRS merupakan sistem yang mengatur alokasi atau penjadwalan bagi kontainer dan kendaraan truk pengangkut barang dan peti kemas yang akan memasuki wilayah pelabuhan Tanjung Priok yang bertujuan untuk menghindari kepadatan  pada jam-jam puncak atau sibuk. /bisnis.com
TBRS merupakan sistem yang mengatur alokasi atau penjadwalan bagi kontainer dan kendaraan truk pengangkut barang dan peti kemas yang akan memasuki wilayah pelabuhan Tanjung Priok yang bertujuan untuk menghindari kepadatan pada jam-jam puncak atau sibuk. /bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan forwarder dan jasa pengurusan transportasi (JPT) di Pelabuhan Tanjung Priok mencemaskan sistem baru terhadap kegiatan  penjadwalan trailler masuk Pelabuhan Tanjung Priok atau terminal booking & return cargo system (TBRS).

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Sofian Pane mengatakan sistem tersebut berpotensi menggerus lini bisnis forwarder dan JPT yang beroperasi di pelabuhan Priok.

"Karenanya sistem tersebut kami harapkan tidak menyentuh sisi bisnis yang selama ini menjadi domain usaha forwarder dan JPT," ujarnya kepada Bisnis.com, pagi hari ini, Senin (31/3/2014).

Sofian mengatakan perusahaan forwarder dan perusahaan pengurusan jasa kepabeanan (PPJK) maupun JPT  di Pelabuhan Priok tergolong skala usaha kecil dan mengengah (UKM) dan menjadi penggerak ekonomi di Pelabuhan.

Usaha jenis ini, selain bergerak di bidang kepengurusan dokumen dan penyediaan sarana transportasi dari dan ke pelabuhan, juga mewakili kepentingan pemilik barang.

ALFI mencemaskan jika sistem TBRS yang digagas oleh Pelindo II/IPC di Pelabuhan Priok itu justru mengambil alih peran bisnis forwarder dan JPT. Pasalnya, dalam alur kegiatan dan program sistem TBRS tersebut sebagian besar merupakan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan forwarder.

Dia mengatakan sejumlah perusahaan forwarder dan JPT di Priok merasa cemas dengan adanya program dan sistem pengaturan jadwal trucking masuk pelabuhan tersebut yang sampai saat ini dinilai belum transparan.

"Selama ini kami menganut sistem  b to b dengan pemilik barang dalam penyedian trucking, begitupun dengan pengurusan dokumen di pelabuhan,"paparnya.

Sofian mengatakan prinsipnya ALFI mendukung pola pengaturan keluar masuk truk secara terjadwal untuk mendorong percepatan arus barang dan memperbaiki dwelling time di Pelabuhan Priok. "Namun pengaturan itu jangan sampai menjadi lahan bisnis baru bagi operator pelabuhan yang selama ini di geluti forwarder," tuturnya.

Indonesia Port Corporation (IPC)/ PT Pelindo II bakal menerapkan sistem terminal booking & return cargo system (TBRS) pada Agustus 2014.

TBRS merupakan sistem yang mengatur alokasi atau penjadwalan bagi kontainer dan kendaraan truk pengangkut barang dan peti kemas yang akan memasuki wilayah pelabuhan Tanjung Priok yang bertujuan untuk menghindari kepadatan  pada jam-jam puncak atau sibuk.

Implementasi sistem ini juga akan didukung dengan fasilitas  tiga lokasi pendukung sebagai areal kantong parkir sementara yakni di kawasan berikat nusantara (KBN),  eks kantor Nippon Paint Ancol Martadinata, dan di dalam kawasan Pelabuhan Tanjung Priok.(K1)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akhmad Mabrori
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper