Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko) tengah membahas penetapan komoditas pokok dan komoditas penting atau strategis guna menjalankan rencana Cetak Biru Sislognas (Sistem Logistik Nasional).
Asisten Deputi Sistemn Logistik dan Fasilitas Perdagangan Kemenko Erwin Raza mengatakan saat ini bersama tim dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih membahas penetapan komoditas pokok.
Menurutnya, penetapan itu nantinya menyangkut sistem perlogistikan komoditas pokok serta langkah konkret menangani lonjakkan dan disparitas harga.
Dalam lampiran Cetak Biru Sislognas dipaparkan bahwa aspek komoditas merupakan syarat meningkatkan daya saing produk nasional. Logikanya, ketika terdapat komoditas yang mampu meningkatkan nilai pasar serta menstimulasi industri turunan lain maka kapasitas jasa yang ditawarkan bagi jasa logistik pun meningkat.
"Sampai sejauh ini komoditas pokok dan strategis itu belum ditetapkan pemerintah. Pemerintah akan melakukan penyusunan langkang yang akan memangkas disparitas harga, terutama komoditas pokok," ujar Erwin kepada Bisnis.com, Jumat (28/3/2014).
Dia mengatakan saat ini untuk komoditas pokok, peran pemerintah terkesan minim, karena hanya mengandalkan aksi pasar sporadis. "Hanya operasi pasar yang dilakukan," tambahnya.
Karena itu, setelah adanya penetapan komoditas pokok maupun strategis, diharapkan mampu mendongkrak volume jasa logistik dan mendorong penurunan biaya transportasi. "Nanti bisa saja komoditas pokok diarahkan untuk transportasi diutamakan kereta api," ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita membenarkan bahwa produk industri nasional berpotensi menurunkan biaya logistik, bahkan dapat menjadikan jasa logistik menjadi kampiun di pasar internasional. Alasannya, dengan memperhitungkan besarnya pasar Indonesia dan pertumbuhan yang baik, nilai perdagangan pun akan terdongkrak.
Persoalannya, pemerintah belum dapat menetapkan industri mana yang memang memiliki potensi demikian. Dia menilai pemerintah berperan menetapkan produk strategis seperti semen, beras, dan pupuk untuk dilepas sebagai pangsa jasa logistik.
Pelepasan produk tersebut sebagai bidikkan jasa logistik, memiliki sarat manfaat. "Bila pemerintah bisa melakukan konsolidasi logistik terhadap beberapa produk yang dihasilkan BUMN dan Bulog kepada BUMN logistik seperti BGR [Bhanda Ghara Reksa] atau swasta nasional, maka perusahaan tersebut bisa menjadi perusahaan logistik terbesar di Asean.”