Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat naas Boeing 777-200ER Malaysia Airlines (MH370) diketahui sempat mengirimkan sinyal ke satelit delapan menit setelah melakukan kontak elektronik dengan satelit pada pukul 08.11 pagi waktu Malaysia pada 8 Maret 2014.
"Sinyal tidak sempurna menandakan adanya kontak parsial. Pada saat ini transmisi tidak dipahami," kata Menteri Pertahanan dan Penjabat Menteri Perhubungan Malaysia, Hishammuddin Hussein, sebagaimana laporan Sidney Morning Herald yang dikutip Antara.
Dia menjelaskan sinyal berikutnya dari pesawat itu terkirim pada 9.15 pagi namun tidak sampai.
Hishammuddin dengan halus merujuk itu sebagai kemungkinan bahwa penghentian sinyal terjadi setelah pesawat kehabisan bahan bakar, dengan mengatakan bahwa masanya selaras dengan daya tahan terbang maksimum pesawat tersebut.
Pihak berwajib Malaysia mengungkapkan bahwa penerbangan Malaysia Airlines MH370 kemungkinan besar jatuh ke Samudera Hindia Sabtu 8 Maret antara pukul 08.11 dan 09.15 pagi hari itu karena kehabisan bahan bakar atau avtur.
Sebagaimana dilaporkan harian The West Australian, Menteri Pertahanan dan penjabat Menteri Perhubungan Hishammuddin Hussein mengatakan detail terbaru informasi ini adalah hasil dari teknologi yang belum pernah digunakan sebelumnya dalam melacak momen terakhir MH370 selama perjalanan mautnya tersebut.
Komunikasi lengkap terakhir MH370 tertangkap oleh sebuah satelit milik Inmarsat yang menjejak dua koridor pencarian yaitu koridor utara dan koridor selatan pada pukul 8.11 pagi.
"Antara pukul 8:19 pagi dan 9:15 pagi semua komunikasi hilang," lapor harian yang terbit di Perth, Australia Barat tersebut.
Pihak berwenang lalu menyimpulkan bahwa MH370 jatuh ke selatan Samudera Hindia di antara masa 56 menit tersebut karena kehabisan bahan bakar. (ant/yus)