Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mesin Pengolah Cokelat Bikin Produksi Moncer

Menurut data Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), konsumsi kakao nasional per kapita bertambah dari 250 gram pada 2012 menjadi 350 gram pada 2013.
Cokelat Eropa diolah menjadi meja panjang/Reuters
Cokelat Eropa diolah menjadi meja panjang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Siapa yang tidak mengenal cokelat? Makanan yang memiliki rasa manis dan tekstur lembut di lidah ini seolah mampu menghipnotis orang. Berkat rasanya yang lezat, produk olahan buah kakao ini disukai anak-anak hingga orang dewasa.

Cokelat juga menjadi simbol kasih sayang. Tak heran, banyak orang yang menjadikan cokelat sebagai bingkisan atau buah tangan bagi orang-orang tersayang.

Fenomena ini ternyata ditunjang oleh keberadaan bahan baku kakao di Tanah Air. Sebagai negeri penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, bumi Indonesia menyediakan pasokan bahan baku kakao yang melimpah. Hal ini ditambah dengan meningkatnya konsumsi kakao oleh masyarakat.

Menurut data Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo), konsumsi kakao nasional per kapita bertambah dari 250 gram pada 2012 menjadi 350 gram pada 2013.

Singkat kata, inilah potensi yang bisa ditangkap sebagai peluang memproduksi beragam produk cokelat. Asalkan bisa menghasilkan cokelat berkualitas dan jeli melihat potensi pasar, siapapun bisa merasakan manisnya laba dari bisnis ini.

Tak heran, para produsen coklat lokal berlomba-lomba menghasilkan produk berkualitas nan unik dan melemparkannya ke pasar.

Selain menemukan resep cokelat yang lezat, salah satu syarat memproduksi makanan ini adalah memanfaatkan teknologi, yaitu penggunaan mesin-mesin pengolah kakao. Ada beragam mesin yang diperuntukkan bagi hilirisasi produk kakao. Kendati begitu, mesin-mesin tersebut biasanya dibuat untuk skala industri menengah dan besar.  

Seiring berkembangnya teknologi di bidang pangan dan iklim wirausaha di Indonesia, beberapa produsen menciptakan inovasi baru yaitu mesin produksi untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan begitu, para pelaku UMKM bisa memaksimalkan produksi cokelat dengan bantuan teknologi modern.

Salah satu penyedia mesin pengolah kakao adalah Kerta Laksana Protech (KL Protech). Produsen pembuat mesin asal Bandung, Jawa Barat ini menawarkan peralatan modern untuk membuat cokelat untuk skala UMKM yang diberi nama Mini Plant Cocoa Chox.  

Kerta Laksana Protech Sales Engineer Andy Budiaman mengatakan pada mulanya perusahaanya memproduksi mesin-mesin pengolah kakao untuk skala industri menengah dan besar. “Ternyata banyak pelaku UKM yang minta dibuatkan mesin serupa, tetapi dengan ukuran lebih kecil.”

Andy mengaku ide untuk membuat versi mini dari mesin untuk mengolah kakao menjadi cokelat sebenarnya sudah lama terlintas. Namun, KL Protech memerlukan waktu dalam menyesuaikan fungsi dan ukuran mesin. Hal ini dilakukan agar fungsi mesin tetap optimal meski ukurannya mini.

Di samping itu, dia menambahkan tujuan pembuatan Mini Plant Cocoa Chox adalah meningkatkan kesejahteraan petani kakao yang ada di Indonesia. Menurutnya, saat ini banyak petani menjual hasil panen dalam kondisi mentah (biji kakao). Padahal pengepul hanya menerima biji kakao dengan grade A atau B. Alhasil, biji grade C terbuang percuma. Dengan adanya mesin produksi, Andy berharap biji sisa tersebut bisa memiliki nilai tambah. “Kami berharap petani bisa merasakan rasa kakao yang mereka panen sendiri,” katanya.

Mini Plant Cocoa Chox terdiri dari beberapa mesin yang memiliki fungsi berbeda. Mesin-mesin tersebut antara lain roaster (berfungsi mengeringkan biji), cooler(berfungsi mendinginkan biji yang sudah kering, crusher (berfungsi memecah biji kokoa), winnower (berfungsi memisahkan kulit dan nibs), stone mill (berfungsi mengubah nibs menjadi pasta kasar), ball mill (berfungsi menghaluskan pasta kasar), dan conch temper (berfungsi menghasilkan permen cokelat).

Tiap-tiap mesin memiliki kapasitas maksimal 100 kilogram untuk satu kali produksi. “Alat ini cocok untuk UKM, koperasi, atau kelompok tani kakao karena ukuran dan kapasitasnya tak terlalu besar,” kata Andy.

KL Protech menggunakan material stainless steel untuk mesin Mini Plant Cocoa Chox. Bukan itu saja, tim KL Protech juga akan mengajarkan cara penggunaan mesin dan tips memproduksi produk cokelat yang berkualitas.  

Untuk mendapatkan variasi produk, menurut Andy, para pelaku usaha juga bisa berkeasi dengan cara mencampurkan adonan cokelat dengan bahan-bahan lain. Cara ini dilakukan demi menciptakan resep cokelat lezat dengan cita rasa otentik.

Mini Plant Cocoa Chox sudah dipasarkan ke beberapa sumber ladang kakao di Indonesia, antara lain Makassar, Payukumbuh, Aceh, dan Lampung. Bahkan, mesin-mesin tersebut juga sudah diekspor ke luar negeri. “Kami sudah mengirim mesin ini ke Jerman, Pantai gading, dan Ghana.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper