Bisnis.com, SURABAYA – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berjanji akan membahas masalah kenaikan tarif masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan Kementerian Kehutanan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan akan mempelajari dulu isi dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 12 Tahun 2014 tentang kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) yang telah ditandatangani oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Beberapa daerah memang telah menyampaikan kekhawatirannya bahwa kenaikan tarif bisa mengurangi kunjungan, terutama Jawa Timur. Kami akan mempelajari dulu dan tentunya akan menyampaikan ke Kementerian Kehutanan bagaimana kami harus bersikap,” ujarnya seusai diskusi tentang pariwisata dengan sejumlah gubernur di Surabaya, Rabu (12/3/2014).
PP Nomor 12 Tahun 2014 tersebut akan diberlakukan pada 1 Mei 2014. Dalam PP itu tercantum harga tiket masuk Gunung Bromo, Tengger, dan Semeru untuk wisatawan mancanegara naik dari Rp72.500 per orang menjadi Rp267.500 per orang untuk hari biasa.
Sedangkan hari libur, harga tiket masuk untuk orang asing yakni dari Rp72.500 per orang naik menjadi Rp640.000 per orang.
Bagi wisatawan lokal yang sebelumnya hanya Rp10.000 per orang akan naik menjadi Rp37.500 pada hari biasa, sedangkan pada hari libur menjadi Rp67.500. Kenaikan yang sangat tinggi tersebut kini ditentang banyak masyarakat karena dinilai merugikan para penyedia jasa transporasi wisata Bromo bahkan wisatan lokal kelas ekonomi bawah.
Meski muncul kekhawatiran penurunan pengunjung Bromo, tapi pemerintah tahun ini pun telah menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 9,3 juta hingga 9,5 juta pengunjung atau tumbuh 6%-8%, dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan wisatawan nusantara ditargetkan 251 juta perjalanan atau naik dari 248 juta perjalanan pada 2013.
“Untuk itu perlu mengembangkan wisata-wisata baru dengan berbagai variasi wisata. Ada wisata yang harus mulai dari nol dan wisata yang sudah cukup matang tapi perlu direvitalisasi. Tentu harus memperbaiki infrastrukturnya,” ujar Mari Elka.
Dia menambahkan Jawa Timur memiliki potensi pariwisata yang cukup besar, bahkan Jatim berada di urutan kedua dalam wisatawan nusantara atau sekitar 17,3% kunjungan wisatawan dalam negeri ke Jawa Timur.
“Potensi wisata Jatim itu sudah pasti Bromo, Malamg, Batu, dan Surabaya juga yang memiliki wisata heritage. Banyak yang masih bisa dikembangkan di Jatim, kan ada juga wisata religi, sejarah,” ujarnya.